Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Foto: Medcom.id
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Foto: Medcom.id

Bahlil Pastikan Freeport Kantongi Perpanjangan Izin Usaha Sebelum Pemerintahan Jokowi Selesai

Antara • 11 Juli 2024 16:03
Jakarta: Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PT Freeport Indonesia (PTFI) dipastikan akan terbit sebelum periode kepresidenan Joko Widodo (Jokowi) selesai.
 
Hal itu disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
 
"Karena 2041 (IUPK Freeport) selesai, kalau tidak (diperpanjang) siapa yang mengelolanya? Nah dalam perpanjangannya nanti, akan kita urus sebelum pemerintahan selesai," ujar Bahlil, dilansir Antara, Kamis, 11 Juli 2024.

Bahlil mengatakan, sejak 2018, Indonesia sudah memegang saham Freeport sebesar 51 persen, dengan rincian sebesar 10 persen dipegang oleh BUMD Papua, dan 41 persen dikelola oleh pemerintah pusat melalui BUMN, tepatnya MIND ID.
 
Baca juga: Freeport Kantongi Izin Ekspor hingga Desember 2024

Indonesia akan mendapatkan saham sebesar 10%

Oleh karena itu, menjelang perpanjangan IUPK Freeport, Bahlil mengatakan Indonesia akan mendapatkan saham sebesar 10 persen, sehingga saham Freeport yang dipegang oleh Indonesia menjadi 61 persen.
 
Lebih lanjut, Bahlil juga mengatakan berdasarkan laporan Freeport pada 2024, pemerintah sudah balik modal atau mencapai titik break-even dari pembelian saham Freeport sebesar 51 persen pada 2018.
 
"Insyaallah, pada 2024, laporan dari Freeport, itu uang yang kita pakai untuk membeli itu, sekarang sudah kembali modal. Jadi kita sudah untung," ucap dia.
 
Selain membahas perpanjangan IUPK Freeport dan proses pembelian saham, Bahlil juga menyinggung pentingnya hilirisasi hasil tambang Freeport untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh Indonesia.
 
Kesadaran akan pentingnya hilirisasi inilah yang menjadi latar belakang dari pembangunan tempat peleburan (smelter) tembaga yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) di Manyar, Gresik, Jawa Timur.
 
"Pada 2021, kami paksakan segera bangun smelter. Sekarang (nilai) smelter USD3 miliar dibangun di Gresik (Jawa Timur)," kata Bahlil.
 
Smelter tersebut diperkirakan akan menghasilkan sekitar satu juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak per tahun.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan