Area Manager Communication, Relations & CSR, Eko Kristiawan mengatakan, keadaan darurat yang tak tertangani dengan baik berpotensi menimbulkan permasalahan dan kendala-kendala pada kegiatan operasional.
Oleh karena itu, Pertamina melakukan simulasi keadaan darurat dari level top management hingga pekerja untuk terus menjadikan aspek Health Safety Securitty and Environment sebagai perhatian utama dalam bekerja.
“Simulasi ini merupakan kesempatan yang baik dalam melakukan evaluasi tanggap keadaan darurat dari seluruh aspek, baik peralatan maupun sumber daya manusia. Kolaborasi dengan pihak-pihak yang memiliki pemahaman terkait prosedur penanganan keadaan darurat juga memegang peran penting," kata Eko dalam keterangan tertulis, Sabtu, 14 Oktober 2023.
Baca juga: Depo BBM Selalu Punya Risiko, Ini Cara Mengurangi Dampaknya |
Eko menjelaskan, skenario simulasi ini adalah terjadi kebakaran akibat kerusakan fasilitas Manifold Barat yang disebabkan oleh bencana gempa bumi saat penerimaan BBM dari kapal dan dilakukan latihan evakuasi masyarakat hingga lokasi berkumpul aman (Assembly Point) serta penempatan posko logistik, posko kesehatan, dan pusat informasi.
Simulasi yang dilakukan ini juga untuk mengevaluasi sarana dan fasilitas dalam kondisi darurat seperti alarm darurat, signal Handy Talky (HT), memastikan selang, hydrant, nozzle dan peralatan pemadam lainnya dapat berfungsi dengan baik.
Selain melibatkan seluruh pekerja, simulasi ini juga melibatkan 100 orang warga terdekat dari fasilitas operasional perusahaan dan mengundang seluruh Stakeholder Integrated Terminal Jakarta, Plumpang di wilayah Jakarta Utara.
"Harapannya, kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman seluruh pihak agar dapat mengantisipasi dan mengelola dampak insiden terhadap keselamatan, operasi, dan keberlanjutan bisnis," ujar Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News