baca juga: PGN-PIS Kulik Potensi Bisnis Pengangkutan Produk Bahan Bakar Rendah Karbon |
Direktur Utama PTK I Ketut Laba menjelaskan pengoperasian Transko Moloko merupakan langkah strategis dan juga milestone penting perusahaan dalam mewujudkan visi perusahaan menjadi pemain global.
"Kerja sama yang dilakukan menandakan kualitas armada yang dimiliki oleh PTK sebagai perusahaan penyedia kapal kapal support untuk offshore, marine services Indonesia memenuhi standar internasional, mampu bersaing dan dapat diterima oleh pasar global," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu, 22 Mei 2024.
Transko Moloko merupakan salah satu jenis kapal Anchor Handling Tug Supply (AHTS) milik PTK yang dibuat pada 2014 dengan Bollar Pull sebesar 65 Ton dan Cargo Desk Space sebesar 400 m2.
Transko Moloko berfungsi sebagai kapal support terutama untuk kegiatan hulu migas, termasuk untuk Anchor Handling, Towing Rig & Accomodation Work Barge, Running Cargo, Passenger Accommodation, Supply Fuel/Mud and Barite/FW/Cement.
Kapal ini juga dilengkapi dengan alat bantu untuk panduan kapal saat memasuki dan meninggalkan dermaga di perairan tertentu khususnya untuk kapal dengan panjang lebih 30 meter. Sebelum beroperasi di Malaysia, Transko Moloko telah beroperasi dan berpengalaman melayani kegiatan upstream sejenis di Indonesia.
"Ke depan kami juga akan semakin agresif untuk mengincar berbagai peluang bisnis global lainnya, termasuk berkolaborasi dengan PT Pertamina Malaysia EP, afiliasi Pertamina Group yang sudah establish di Malaysia," ujar I Ketut Laba.
Managing Director Harvester Jalaludin Zamirudin menyambut kerja sama yang terjalin antara dua perusahaan ini. "Kami menyambut baik kerja sama lintas negara ini. Kami harapkan kerja sama ini merupakan pintu masuk bagi kedua perusahaan untuk bisa bekerjasama di peluang lainnya," ujar Jalaludin.
Kerja sama ini juga diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia serta meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan marine logistics di Asia Pasifik. Selanjutnya, PTK akan terus mempersiapkan armada lainnya untuk berekspansi dan mengukuhkan posisi PTK sebagai perusahaan marine services yang terintegrasi dengan skala global.
BUMN go global
Sebelumnya CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan terdapat tiga tantangan utama dalam bisnis PIS saat ini, yang terkait dengan sektor industri perkapalan dan logistik. Tantangan pertama adalah penyediaan jasa layanan yang reliable dan efisien, lalu pelayanan optimal dan efisien untuk distribusi energi di negara kepulauan seperti Indonesia, dan terakhir adalah operasi bisnis yang sejalan dengan isu berkelanjutan.Yoki menambahkan selain menjawab tantangan bisnis untuk bisa terus bertumbuh, pelaku industri pelayaran Tanah Air juga perlu go global agar memperkuat posisi Indonesia di kancah industri maritim dunia.
"Pelaku shipping Indonesia saat ini sebaiknya tidak hanya menjadi local player, tetapi juga harus bisa menjadi global player. Sejalan dengan tema besar BUMN go global, PIS saat ini telah menjadi integrated marine and logistic company terbesar dan bertumbuh secara signifikan bersama Indonesia dan di Asia Tenggara," sebut dia, dilansir Antara, Rabu, 22 Mei 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News