"Sepanjang periode enam bulan pertama tahun ini Antam juga membukukan laba usaha sebesar Rp1,46 triliun dan total penghasilan lain-lain, bersih sebesar Rp748,62 miliar," kata Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 5 September 2022.
Selain itu, Antam mampu meraih Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar Rp3,74 triliun. Nilai ini tumbuh 50 persen dibandingkan dengan capaian EBITDA periode enam bulan pertama di 2021 sebesar Rp2,49 triliun.
Syarif mengatakan kondisi perekonomian dan geopolitik global serta dinamika kondisi kebijakan penanganan pandemi covid-19 di kawasan Asia Timur sepanjang periode triwulan kedua 2022 (April-Juni 2022) menjadi tantangan bagi Antam. Kondisi itu turut menyebabkan fluktuasi yang signifikan terhadap harga komoditas logam dasar (nikel) dan biaya energi.
Baca: KKP Bakal Permudah Akses BBM untuk Nelayan |
Selain itu, tambahnya, memengaruhi tingkat penyerapan produk nikel di pasar domestik dan internasional. "Di tengah kondisi seperti ini Antam berfokus untuk mengimplementasikan kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien," tuturnya.
Hal itu, lanjutnya, dengan tetap menjaga kestabilan tingkat produksi dan upaya perluasan basis pasar penjualan produk logam dasar maupun logam mulia sejalan dengan kondisi pemulihan perekonomian global serta outlook positif komoditas logam dasar dan logam pada 2022.
Menurutnya sepanjang periode enam bulan pertama di tahun ini perusahaan pelat merah ini mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp18,77 triliun. Jumlah itu tumbuh sembilan persen jika dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp17,28 triliun.
"Di tengah tantangan dari kenaikan biaya energi, bahan baku, jasa pengangkutan, serta jasa pengapalan komoditas pertambangan, pada enam bulan pertama di tahun ini capaian laba kotor Antam tercatat sebesar Rp4,03 triliun, tumbuh 27 persen YoY jika dibandingkan dengan laba kotor enam bulan pertama di 2021 sebesar Rp3,17 triliun," jelasnya.
Pada akhir periode enam bulan pertama di tahun ini, Antam mampu menjaga soliditas struktur keuangan yang tercermin dari tingkat kas dan setara kas Rp3,23 triliun. Tercatat sepanjang periode enam bulan pertama di tahun ini, perusahaan menurunkan tingkat pinjaman berbunga.
Pinjaman itu terdiri dari pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman investasi sebesar total Rp2,76 triliun. Tingkat pinjaman berbunga Antam pada akhir periode enam bulan pertama di tahun ini mencapai Rp4,32 triliun, turun 39 persen dari posisi pinjaman pada akhir periode yang sama di 2021 sebesar Rp7,08 triliun.
"Soliditas posisi keuangan ini juga diapresiasi oleh pihak independen yang tercermin dari kenaikan Corporate Credit Outlook S&P Global 2022 dari B+/outlook Stabil menjadi B+/outlook Positif pada Juli 2022," jelasnya.
Sedangkan di Juni 2022, sejalan dengan pencapaian kinerja profitabilitas Antam dan implementasi hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2021, Antam melaksanakan pembagian dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp930,87 miliar atau 50 persen dari laba bersih 2021 yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News