Kelompok pabrik Jababeka menandatangani pernyataan bersama untuk menjadi klaster industri net zero. Dok Jababeka
Kelompok pabrik Jababeka menandatangani pernyataan bersama untuk menjadi klaster industri net zero. Dok Jababeka

Kawasan Industri Jababeka Jadi Klaster Industri Net Zero Pertama di Asia Tenggara

Eko Nordiansyah • 11 November 2022 22:11
Jakarta: Pabrik-pabrik industri di Kawasan Industri Jababeka di Cikarang berkolaborasi untuk menciptakan klaster industri net zero dan menjadi klaster industri net zero pertama di Asia Tenggara. Mereka terdiri dari Pertamina, Hitachi, Unilever, dan L'Oréal.
 
Kelompok pabrik Jababeka tersebut menandatangani pernyataan bersama dan mengumumkan rencana untuk menjadi klaster industri net zero pertama di Kawasan Industri Jababeka. Penandatangan dilakukan dalam Indonesia Net Zero Summit 2022 sebagai side event B20 Indonesia 2022. 
 
Managing Director Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono mengatakan, klaster industri net zero Jababeka akan dibangun bersama dengan perusahaan dari 30 negara untuk bertransformasi di masa depan. Mereka akan menggunakan teknologi digital dalam operasionalnya.

"Inisiatif tersebut, akan membantu perusahaan-perusahaan yang ada di kawasan industri terbesar di Asia Tenggara ini untuk mengambil peran utama dalam mengatasi meningkatnya permintaan konsumen akan produk berkelanjutan dan praktik bisnis yang bertanggung jawab," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat 11 November 2022.
 
Ia mengungkapkan, klaster ini akan didukung oleh World Economic Forum dan Accenture sebagai bagian dari inisiatif "Transitioning Industrial Clusters towards Net Zero" yang bekerja sama dengan Accenture dan EPRI.
 
Pasca penandatanganan, kelompok pabrik Jababeka berencana akan bersama-sama mengembangkan solusi dekarbonisasi di Kawasan Industri Jababeka. Targetnya ialah mencapai emisi karbon nol sebelum 2050 untuk mendukung target net zero emission Indonesia pada 2060.
 
Tujuan lainnya meningkatkan efisiensi operasional dan sirkularitas serta transisi dari energi fosil ke energi listrik bertenaga surya, dan sumber terbarukan lainnya. Ini juga sejalan dengan upaya transisi energi B20 yang mendukung presidensi G20 Indonesia pada tahun ini.
 
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, penggunaan solusi energi terbarukan menjadi penting untuk menurunkan emisi karbon dari aktivitas industri. Tetapi untuk mencapai dekarbonisasi membutuhkan kolaborasi antar banyak pemangku kepentingan. 
 
"Jadi, kami mencari perusahaan tambahan di Jababeka untuk bergabung dengan kelompok baru ini. Pertamina, sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia di Fortune Global 500, sangat ingin mendorong perjalanan dekarbonisasi ini sebagai perusahaan energi," ungkapnya.
 
Baca juga: IKN Jadi Kota Netral Karbon di 2045 Sekaligus yang Pertama Berkonsep Kota Hutan Berkelanjutan

 
Direktur Supply Chain Unilever Indonesia Alper Kulak menambahkan, keberlanjutan harus menjadi bagian penting dari setiap strategi bisnis melalui pertumbuhan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Unilever berharap bisa bermitra dengan pihak lain dalam ekosistem bisnis ini.
 
Sementara Direktur Operasional Pabrik L'Oréal Indonesia Puneet Verma mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar. Bahkan L'Oréal berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon 100 persen di semua lokasi pada 2025 secara global.
 
"Pada tahun 2021, semua lokasi kami sudah menggunakan 100 persen energi terbarukan primer, dan pada tahun 2023, pabrik kami di Kawasan Industri Jababeka akan mencapai netralitas karbon (net zero emission) 100 persen," ujar dia.
 
Presiden Direktur Hitachi Astemo Bekasi Manufacturing Yasuhiro Yamamoto mengatakan, peluncuran instalasi PV surya atap 1248kWp di pabriknya pada Oktober lalu merupakan yang terbesar dalam Kawasan Industri Jababeka. Pihaknya juga berupaya mempercepat transisi ke net zero di klaster industri.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan