"Jadi nanti misalnya untuk produk nikel, contohnya produk hilirnya seperti piring, sendok, garpu, pisau, produk-produk kesehatan juga ada yang berbahan baku nikel, ini harus koperasi," kata Teten di Kantor Kemenkop UKM, Jakarta, Rabu, 12 Juli 2023.
Teten mengatakan, seperti halnya koperasi petani yang sudah diberikan izin untuk memproduksi beberapa komoditas minyak mentah, seperti minyak makan merah. Nantinya, para pelaku UMKM juga dapat menggunakan produk turunan minyak makan merah yang juga dapat dijadikan sebagai suplemen vitamin.
"Selain itu, kita juga membidik sumber daya unggulan seperti minyak atsiri, kita penghasil minyak esensial di dunia, jadi industri parfum itu kan bahan bakunya 95 persen dari Indonesia, kenapa tidak hilirisasi di sini? Karena ini termasuk yang mau kita hilirisasi," ucap Teten.
Baca juga: Begini Tanggapan TikTok soal Rugikan Bisnis UMKM di Indonesia |
Teten juga mengangkat potensi sejumlah komoditas seperti kelapa, rumput laut, dan bambu. Ia menyebut khususnya untuk komoditas bambu, potensinya mencapai 40 ribu hektare. Teten juga mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan tujuh pabrik untuk memproses komoditas-komoditas tersebut.
"Bambu juga bisa di dunia sedang didorong untuk menggantikan kayu karena lebih ramah lingkungan. Di NTT ada 40 ribu hektare, ini juga kita akan coba hilirisasi."
"Kemudian, kelapa kita juga banyak produknya (yang bisa di hilirisasi), rumput laut kita juga akan dimasukkan program hilirisasi dan itu akan masuk ke koperasi," ujar Teten menambahkan.
(FICKY RAMADHAN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News