“Presiden Jokowi harus belajar dari pengalaman cetak mencetak sawah baru yang semuanya gagal seperti satu juta hektare lahan gambut di Kalimantan Tengah hingga food estate di Papua,” kata Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Sitorus, dalam pernyataan tertulis Kamis, 30 April 2020.
Deddy menyampaikan, program seperti mencetak sawah baru cenderung berpotensi gagal dan bermasalah karena sejumlah hal. Pertama adalah karena kelayakan lahan, adat istiadat masyarakat setempat, perusakan lingkungan, dan memerlukan waktu panjang.
Baca: BUMN Petakan Lahan untuk Cetak Sawah
Menurut Deddy, jika tujuannya untuk mewujudkan kedaulatan pangan, maka lebih baik programnya berbasis desa serta komunitas. Lahan pangan yang ditanam juga tidak selalu dalam bentuk sawah, tapi bisa lahan pangan alternatif atau pengganti seperti singkong, talas, kentang, jagung, atau lainnya yang bisa dipanen lebih cepat dari padi.
“Kalaupun mau menanam padi, mungkin berbasis tadah hujan (padi gogo). Jadi mewujudkan kedaulatan pangan dari skala kecil, tapi dilakukan di banyak tempat,” ungkap Deddy.
Selain itu, kata Deddy, pemerintah pusat juga harus mendorong Pemerintah Daerah, TNI – Polri, dan semua elemen masyarakat untuk bergotong-royong menanam bahan pangan alternatif.
“Dalam masa krisis ini beras yang berpotensi langka maka harus ada juga perubahan mendasar dalam pola konsumsi bahan pangan terutama beras. Perlu dikurangi konsumsi beras dan mengombinasikan dengan bahan lain seperti singkong, jagung, talas, tepung, dan sebagainya,” ujar politikus PDI Perjuangan tersebut.
Baca: Kementan Dukung Pelibatan Lahan BUMN untuk Pertanian
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta BUMN, pemerintah daerah, serta Kementerian Pertanian bekerja sama membuka lahan persawahan baru untuk mengantisipasi apabila terjadi kekeringan serta ancaman kelangkaan pangan di tengah pandemi covid-19.
Arahan Presiden Jokowi, lahan untuk persawahan baru bisa dimulai dengan membukan lahan basah atau lahan gambut.
Dalam catatan pemerintah, di Kalimantan Tengah diperkirakan ada lebih dari 900 ribu hektare lahan yang memungkinkan dimanfaatkan untuk persawahan baru. Dari jumlah tersebut, 300 ribu hektare lahan bisa segera digunakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id