Ilustrasi. Foto: Dok Jasa Marga
Ilustrasi. Foto: Dok Jasa Marga

Ingin Selesaikan Persoalan ODOL, Ini Sejumlah Alternatifnya

Wandi Yusuf • 23 Oktober 2024 19:28
Jakarta: Penyelesaian masalah angkutan over dimension over load (ODOL) selalu terbentur dua hal. Pertama ingin mengedepankan keselamatan dan kedua ingin mengamankan segi ekonomi. Keduanya kerap tarik-menarik.
 
"Selama ini penyelesaian ODOL kan ada trade off-nya. Lebih mengutamakan sisi keselamatannya, sementara sisi ekonominya tidak,” ujar Kepala Lembaga Pengembangan Transportasi dan Logistik Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Trisakti, Ade Surya, melalui keterangan tertulis yang diterima, Rabu, 23 Oktober 2024.
 
Menurut dia, sudut pandang kementerian kerap berbeda menyikapi angkutan ODOL. Kementerian di bidang ekonomi mengedepankan sisi ekonomi, sedangkan kementerian terkait perhubungan lebih menekankan sisi keselamatan.

“Jadi, yang bisa mempersatukan dua sisi yang berbeda koordinatornya di kementerian ini adalah presiden atau lembaga formal yang ditunjuk untuk logistik,” kata dia.
 
Baca: Jangan Bandel, Pemerintah Akan Gelar Razia Truk ODOL!

Ade menekankan penyelesaian masalah ODOL sangat penting untuk menunjang logistik. Menurut dia, jika logistiknya baik,  harga logistik di tingkat konsumen juga akan rendah. 
 
“Jadi, pemberlakuan zero ODOL itu nantinya juga harus memikirkan agar tidak menyebabkan beban bagi konsumen karena harga barang menjadi tinggi akibat biaya logostik naik,” kata dia.
 
Pemberlakuan zero ODOL, lanjut Ade, memiliki konsekuensi bertambahkan biaya logistik. Musababnya, jumlah truk yang digunakan pasti bertambah. 
 
"Bagi pemilik truk dan pemilik barang sebetulnya pemberlakuan zero ODOL tak masalah. Yang berdampak itu justru konsumen yang harus menanggung kenaikan biaya logistiknya,” kata dia.
 

Dua alternatif selesaikan ODOL

Untuk menemukan jalan tengah, pertama Ade menyarankan pemerintah memberikan insentif seiring pemberlakuan zero ODOL. Pemerintah harus berpikir bagaimana mendorong cost logistik tetap rendah.
 
"Agar tidak ada keributan-keributan yang terjadi saat memberlakukan zero ODOL ini,” kata dia.
 
Kedua, Ade mendorong pemerintah mengoptimalkan moda transportasi kereta api dan tol laut. Menurut dia, penggunaan truk tidak cocok untuk jarak jauh. Sewajarnya truk hanya efektif untuk jarak 100 kilometer.
 
Ade juga menekankan penyelesaian masalah ODOL ini adalah di sisi perencanaannya, bukan hanya penindakan seperti yang dilakukan selama ini. 
 
“Sebelum menindak itu seharusnya terlebih dulu melakukan perencanaan yang dituangkan dalam blueprint,” kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan