"Yang menarik ibu bapak sekalian, adalah ini empat kali luas Jakarta tapi penduduknya paling dua juta. Kenapa? Kita enggak mau ngulangin apa yang terjadi di kota-kota di Indonesia yang over capacity. Over dari kapasitas lingkungan dan sumber daya yang ada untuk memenuhi hidup," ujar Bambang, dikutip dari laman Infopublik, Kamis, 25 Juli 2024.
Dirinya mengungkapkan, untuk membangun IKN, otorita IKN telah mempelajari langsung ke Finlandia untuk menciptakan kota yang layak huni. Menurut Bambang, Finlandia sendiri memiliki kriteria yang baik untuk menjadikan IKN kota yang liveable.
"IKN ini akan menjadi kota livable, kota yang layak huni dan lovable city, kota yang dicintai. Untuk jadi livable itu kita sampai belajar ke Finlandia. Kenapa Finlandia? Karena Finlandia adalah katanya negara ter-happy di dunia," kata dia.
Baca juga: Update Progres Infrastruktur di IKN Sambut Upacara HUT ke-79 RI |
Alasan pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke IKN
Terdapat beberapa alasan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Dimana, banjir dan kemacetan di Jakarta merupakan salah satu alasan pemindahan ibu kota negara.Namun, terdapat beberapa alasan lainnya terkait dengan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke IKN. Melansir laman Allianz, di antaranya sebagai berikut:
- Beban jumlah penduduk, karena sekitar 57 persen penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa.
- Beban kontribusi ekonomi Pulau Jawa terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional 58,49 persen. Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jabodetabek terhadap PDB Nasional sebesar 20,85 persen.
- Krisis ketersediaan air di Pulau Jawa terutama DKI Jakarta dan Jawa Timur.
- Konversi lahan terbesar terjadi di Pulau Jawa.
- Pertumbuhan urbanisasi yang sangat tinggi, dengan konsentrasi penduduk terbesar di Jakarta dan Jabodetabek.
- Meningkatnya beban Jakarta sehingga terjadi penurunan daya dukung lingkungan dan besarnya kerugian ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News