Melihat hal tersebut, LAN bersama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PANRB), Yayasan Upaya Indonesia Damai (UID) dan Trust Commons, serta IEEE Standards Association menyelenggarakan Dialog Internasional bertajuk “Happy Digital and Flourishing City Forum: Profound Systemic Transformations for Impacted Bureaucratic Reforms”.
Plh. Sementara Kepala LAN, Muhammad Taufiq mengatakan, forum ini tidak hanya sekadar platform untuk pertukaran ide dan pengetahuan namun juga menjanjikan stimulasi intelektual dan menggugah pikiran, untuk memformulasikan langkah konkrit agar transformasi digital ini mampu mendorong reformasi birokrasi yang berdampak.
“Forum ini menekankan pentingnya penerapan program kepemimpinan dan tindakan nyata dalam menciptakan prototipe inovasi di tingkat lokal untuk membantu mendorong reformasi birokrasi untuk mewujudkan Kota Digital Bahagia dan Berkembang,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 26 Januari 2024.
Taufiq menyampaikan, LAN memahami pentingnya transformasi secara holistik, tidak hanya pada pertumbuhan ekonominya saja melainkan juga bagaimana mengintegrasikan teknologi pada perkembangan ekologis, sosial, budaya dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, LAN melakukan pembaharuan pada pengembangan kompetensi ASN.
“Jika sebelumnya kita berada para proses reform, maka saat ini kita ada dalam transformasi. Dimana jika reform menitikberatkan perubahan secara internal, maka transformasi lebih dari sekadar berubah, bahkan perubahan itu membawa dampak. Transformasi yang harus dilakukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat adalah transformasi digital yang berdampak,” ujarnya.
Taufiq menjelaskan, transformasi digital dapat diibaratkan sebagai langkah menjadi digital (becoming digital) bukan lagi mendigitalkan hal-hal manual (doing digital). Setelah semua hal, terlebih dalam birokrasi, sudah pada titik becoming digital maka akan berdampak pada warga negara sebagai penikmat layanan birokrasi atau penikmat kebijakan.
Baca juga: Waspada! Banyak Tantangan Mengadang di Era Transformasi Digital |
Pada kesempatan yang sama, Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas menyampaikan, birokrasi dan ASN memegang peranan kunci dalam transformasi digital sebagai bagian yang tak terpisahkan dari reformasi birokrasi. Menurutnya digitalisasi bukan berlomba membuat aplikasi di pemerintahan, namun bagaimana digitalisasi ini akan menjadi fondasi untuk mempercepat pembangunan.
“Oleh karena itu ke depan kita akan membuat portal yang terkoneksi, yang memungkinkan terjadinya data exchange dan aplikasi-aplikasi yang ada saat ini dapat terinteroperabilitas. Saat ini ada tiga prioritas layanan yang menjadi fokus yakni identitas digital, satu data dan pembayaran digital,” kata dia.
Sementara itu, Dewan Pembina Yayasan Upaya Indonesia Damai (UID) Mari Elka Pangestu menyampaikan, transformasi digital tidak bisa terjadi tanpa adanya transformasi sistem. Transformasi digital tidak bisa hanya dilakukan melalui pemenuhan infrastruktur sistem, tapi juga bagaimana mempengaruhi kehidupan secara menyeluruh.
“Dampak transformasi digital dapat dikatakan sama dengan tujuan SDG’s yaitu pyramid of happiness, mencakup suistanable development goals yang juga diusung oleh Kementerian PPN/Bappenas, menciptakan keharmonisan sosial, mewujudkan zero hunger, harmonisasi dengan alam, harmonisasi secara spiritual, yang akan mewujudkan piramida bahagia pada setiap individu,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News