Sejalan dengan hal tersebut, PT PLN (Persero) menyatakan kesiapannya dalam menjaga keandalan pasokan listrik serta mendukung kebutuhan mobilisasi masyarakat melalui penguatan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik.
Ketua Posko Nasional Sektor ESDM Nataru 2025/2026, Erika Retnowati menyampaikan bahwa Posko ini merupakan koordinasi lintas sektoral yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan keandalan pasokan energi nasional guna mendukung kelancaran perayaan Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
“Posko Nasional ini menjadi wadah koordinasi lintas sektor untuk memastikan pelayanan energi tetap berjalan optimal selama periode Natal dan Tahun Baru dimulai dari 15 Desember 2025 hingga tanggal 5 Januari 2026,” ujar Erika dalam keterangan tertulis, Rabu, 17 Desember 2025.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ahmad Erani Yustika menegaskan bahwa ketersediaan energi harus diikuti dengan distribusi dan kualitas layanan yang merata.
“Pasokan energi harus benar-benar dapat diakses masyarakat, tidak hanya cukup secara angka, tetapi juga hadir di lapangan, termasuk di wilayah dengan mobilitas tinggi,” ujar Ahmad.
Direktur Retail dan Niaga PLN, Adi Priyanto, menyampaikan pasokan kelistrikan selama periode Nataru berada dalam kondisi aman. Dengan perkiraan beban puncak mencapai sekitar 46,8 Gigawatt (GW), daya mampu pasok tercatat sebesar 53,9 GW. Artinya, terdapat cadangan daya sebesar 7,1 GW atau sekitar 15,2 persen.
Pasokan energi primer pembangkit PLN juga dalam kondisi aman, di mana rata-rata Hari Operasional Pembangkitan (HOP) pembangkit batu bara dan gas mencapai 22 hari.
“Kami secara preventif sudah mempersiapkan dan memelihara setiap pembangkit kami, jaringan transmisi, jaringan distribusi, dan operasi layanan pelanggan sejak jauh-jauh hari sebelum memasuki periode Nataru,” jelasnya.
Sebagai bagian dari langkah antisipatif, PLN telah menyiagakan tim khusus sebanyak 69 ribu personel yang standby di 3.392 posko siaga PLN yang akan menjaga keandalan listrik di berbagai lokasi publik yang strategis dan vital, seperti bandara, stasiun, terminal, rumah sakit, pusat perbelanjaan, serta tempat ibadah yang didukung dengan suplai listrik berlapis.
Di sisi lain, Adi mengungkapkan tren penggunaan kendaraan listrik yang terus mengalami peningkatan, pengguna kendaraan listrik pada periode Nataru kali ini diprediksi mencapai sekitar 26.000 unit, atau lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebanyak 12.183 unit.
| Baca juga: Nataru 2025/2026, Perputaran Uang Diperkirakan Tembus Rp107 Triliun |
Untuk mengantisipasi lonjakan tersebut, PLN menambah jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di jalur mudik Trans Sumatra-Jawa sebanyak tiga kali lipat dari Nataru tahun sebelumnya demi mendukung mobilitas masyarakat.
“Kami menambah tiga kali lipat jumlah mesin SPKLU di sepanjang jalur mudik Trans Sumatra-Jawa. Tahun lalu jumlahnya sekitar 500, sekarang menjadi 1.515 yang tersebar di 865 titik,” terang Adi.
Secara nasional, PLN bersama para mitra juga telah menyediakan total 4.514 unit SPKLU yang tersebar di 2.862 titik strategis di seluruh Indonesia. Selain itu, PLN menyiapkan 117 Posko Siaga SPKLU yang tersebar di titik-titik strategis seperti rest area, SPKLU Center, serta kantor UP3 dan ULP PLN. Di posko siaga ini, para pemudik pengguna kendaraan listrik dapat beristirahat dengan nyaman sembari melakukan pengisian daya kendaraannya.
Untuk mendukung kenyamanan pemudik, PLN menyediakan aplikasi PLN Mobile yang dapat dimanfaatkan untuk pelaporan gangguan listrik sekaligus membantu perencanaan perjalanan bagi pengguna kendaraan listrik.
“Bagi pemudik yang merencanakan perjalanan, misalnya dari Jakarta ke Surabaya, tinggal klik tujuan di aplikasi. Nanti akan ditampilkan titik-titik SPKLU beserta jarak tempuhnya,” tutup Adi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News