Tina menyampaikan, BUMN membuka peluang kepada siapapun yang berkompetensi untuk berkontribusi bagi negeri dengan berkarir di BUMN. Sementara talenta penting yang saat ini maupun kedepannya dibutuhkan BUMN adalah talenta digital.
"Kami datang ke sini untuk membantu menyiapkan para mahasiswa selama di kampus ini ketika lulus nanti tidak hanya menjadi karyawan, tapi juga leader di sebuah perusahaan," ujar Tina dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 16 Agustus 2023.
Pada 2024 nanti, tambah dia, seluruh BUMN di Indonesia membutuhkan 200 ribu talenta digital. Harapannya, talenta digital tersebut mampu membawa BUMN berkompetisi di tengah arus transformasi teknologi, serta dipersiapkan untuk mendukung Indonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi nomor empat dunia yang diprediksi pada 2045.
Menurut Tina, peranan BUMN diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian menyongsong Indonesia Emas. Sehingga generasi muda saat ini sudah harus mempunyai kemampuan teknologi, digitalisasi dan kemampuan bahasa Inggris yang baik guna menunjang pekerjaan di masa depan.
Baca juga: Kolaborasi BUMN-Swasta Besar, tapi Belum Optimal |
Generasi muda terbuka jadi pemimpin di BUMN
Tina juga menjelaskan terkait program BUMN Muda yang membuka peluang kepada siapapun untuk menjadi pemimpin di BUMN. Peluang ini harus dipersiapkan para generasi muda bangsa untuk meningkatkan kompetensi sehingga dapat menjadi leader BUMN di masa depan.
Ia juga menyampaikan, saat ini Kementerian BUMN membuka kesempatan kepada para perempuan untuk menjadi pemimpin perusahaan. Menteri BUMN Erick Thohir bahkan men-challenge Srikandi BUMN untuk mengisi 25 persen posisi direksi di BUMN, karena perubahan juga banyak didorong oleh para perempuan.
"Di Pupuk Indonesia, total karyawan perempuan sekitar sebelas persen. Alhamdulillah kita bisa memenuhi target, para pimpinan perempuan sebanyak 15 persen," ungkap dia.
Menurut Tina, ini bukan sekadar kesetaraan. Perusahaan yang memiliki pemimpin perempuan lebih banyak mengalami peningkatan kinerja antara 30 hingga 50 persen. "Ini harus membuka cara pandang para mahasiswa, tidak bisa kita berpikir eksklusif. Kita harus menghargai keberagaman," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News