Oleh karena itu, pemerintah akan membuat skema pendanaan untuk cadangan pangan. Menurut Arief, cadangan pangan penting mengantisipasi masalah yang mengganggu kestabilan stok pangan.
"Yang khusus untuk bidang pangan, beras, jagung, dan kedelai itu ditugaskan kepada Perum Bulog. Kemudian untuk yang lainnya ada di Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66/2021 tentang Badan Pangan Nasional, produknya itu akan diberikan kepada ID Food," terang Arief seusai menghadiri rapat terbatas soal hilirisasi pangan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 10 Juli 2023.
Presiden, ujar Arief, menugaskan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo untuk menggenjot produksi pangan. Sedangkan Perum Bulog untuk melakukan serapan hasil pertanian, khususnya beras, jagung, dan kedelai. Jagung, terang Arief, lebih banyak digunakan untuk pakan ternak.
"Jadi food and feed ya, jadi kalau pangan buat kita itu food, kalau feed itu seperti jagung karena jagung ini akan berpengaruh kepada harga ayam dan juga harga telur," paparnya.
Baca juga: Kementan Diminta Genjot Produksi Pangan |
Serap produksi lokal antisipasi badai El Nino
Menjelang El Nino, fenomena yang membuat curah hujan berkurang serta berdampak pada turunnya produksi pangan, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso akan menyerap produksi lokal secara maksimal. Selain beras, ia menegaskan untuk jagung tidak ada arahan impor dari presiden.
"Yang jelas kita sekarang menyerap dari produksi-produksi lokal ya, kita tidak ada impor, tidak ada penugasan impor (jagung) sampai saat ini," tambahnya.
Ia menambahkan, Bulog berharap pengolahan jagung untuk pakan ternak bisa terpenuhi. "Seperti kemarin di Papua juga ada panen jagung, itu juga sedang kita bikinkan bagaimana penyerapannya dan bagaimana nanti pendistribusiannya," papar Buwas, sapaannya.
Arief menambahkan, pemerintah menyiapkan fasilitas dana penjaminan untuk bisa menjamin cadangan pangan. Dana yang dicadangkan sebesar Rp3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News