baca juga: Asosiasi Petani Kelapa Sawit Minta Peraturan yang Tekan Harga TBS Dicabut |
"Hingga saat ini ekspor minyak sawit mentah belum lancar, karena ketersediaan kapal yang masih minim," kata Pejabat Gubernur Kepulauan Babel Ridwan Djamaluddin, dikutip dari Antara, Jumat, 8 Juli 2022.
Ia mengatakan keterbatasan kapal angkutan CPO ini tentu berimbas pada kapasitas tangki minyak sawit yang sudah penuh. Hal ini menghambat upaya pemerintah daerah dalam membantu pengusaha dan petani meningkatkan ekspor minyak sawit mentah itu.
"Kami siap membantu dan segera berkoordinasi dengan INSA untuk mengatasi kesulitan dan masalah logistik kapal angkutan CPO ini," katanya.
Ia mendukung dan menyetujui usulan agar pemerintah pusat menurunkan tarif PE (Pungutan Ekspor) CPO yang selama ini dibebankan kepada petani sawit.
"Termasuk regulasi agar jangan dibuat repot, karena saya mendapat laporan bahwa proses di Kementerian Perdagangan yang masih rumit," ujarnya.
Perwakilan PT Steelindo Wahana Perkasa (SWP) Jurianto mengatakan masalah terbesar yang ada saat ini adalah stok yang tidak bisa keluar itu karena kapal.
"Kemungkinan besar kapal-kapal pengangkut ini sudah disewa oleh negara lainnya, sehingga perlu menunggu slot kosongnya," kata Jurianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News