"Jadi dari per kilogram gas elpiji yang dikonversi ke kompor listrik, terdapat penghematan biaya sekitar Rp8.000," kata Darmawan, Rabu, 21 September 2022.
Ia menambahkan dengan konversi gas ke listrik akan mengubah cara penggunaan energi yang mahal menjadi lebih murah. Masyarakat bisa menghemat hingga 15 persen melalui program ini.
"Menggunakan kompor induksi masyarakat bisa memasak dengan lebih hemat 10-15 persen dibandingkan dengan kompor elpiji. Tentu saja dengan adanya penghematan ini kita mengubah energi yang tadinya impor menjadi energi domestik," lanjutnya.
Dengan penghematan melalui program konversi kompor listrik ini, Darmawan berharap harga energi semakin murah. Dengan begitu, dapat dijangkau oleh semua kalangan.
“Tentu saja dengan adanya potensi penghematan ini diharapkan energi menjadi murah sehingga terjangkau semua kalangan," katanya.
Baca juga: Penghapusan Daya Listrik 450 VA Masih Usulan, Belum Ditetapkan! |
Di lain pihak, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan program kompor listrik ini tidak akan membuat penjualan kompor gas ditiadakan. Menurutnya, elpiji masih menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
"Bicara mengenai gas elpiji, tidak mungkin ini langsung dihapuskan. Mengingat masyarakat kita yang di bawah seperti pedagang asongan harus ada alternatif bahan bakar berupa gas," kata Erick Thohir.
"Infrastruktur yang ada di elpiji sekarang agen elpiji kan nggak boleh langsung dimatikan, itu bagian dari ekonomi Indonesia," imbuhnya.
Namun, selaku Kepala BUMN, Erick tetap mendukung program konversi listrik yang dijalankan oleh PLN. Ia mendorong penggunaan kompor listrik di kawasan apartemen dan rumah-rumah yang dibangun oleh BUMN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News