Erick Thohir mengharapkan penerbangan milik BUMN menjadi motor yang mampu menyediakan tiket pesawat murah untuk rakyat. Untuk itu, Garuda diminta menambahkan volume penerbangan.
"Kalau Garuda bisa lebih produktif lagi dalam jumlah pesawatnya, akan ada pengurangan dari stabilitas harga tiket bisa diseimbangi," kata Erick dalam keterangan resminya, Rabu, 17 Agustus 2022.
Menurutnya, diperlukan segera pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp7,5 triliun untuk Garuda untuk menggeliatkan bisnis maskapai tersebut dan menjaga harga pesawat yang terjangkau bagi penumpang.
"Kami harapkan (PMN) segera cair, apalagi kita lihat industri penerbangan mesti kita jaga, apalagi harga tiket pesawat ini kan sangat mahal," ujar Erick.
Erick menjelaskan ada tiga hal yang mengakibatkan tiket pesawat saat ini tinggi. Pertama adalah harga avtur yang meroket. Kedua, minimnya jumlah pesawat ke daerah tujuan tertentu dan kesulitan dalam membeli jumlah pesawat oleh Garuda.
"Hari ini Boeing dan Airbus kan mengurangi produksinya," ujar Erick.
Baca juga: Erick Thohir: Pencairan PMN Bisa Jadi Solusi Tiket Pesawat Mahal |
Sebelumnya, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan saat ini pihaknya berupaya menjaga harga tiket pesawat tidak naik terlalu tinggi, mengingat harga bahan bakar avtur yang berangsur menurun.
"Kalau kita butuh naik, kita naikkan (harga tiket). Sekarang kita lagi reviu. Tapi, kelihatannya harga avtur turun. Kan enggak fair dong kalau harga avtur turun, Garuda naikkan," jelasnya di Jakarta pada pekan lalu.
Memang, sudah ada keputusan Kementerian Perhubungan yang mengizinkan maskapai menaikkan biaya tambahan untuk pesawat udara jenis jet maksimal 15 persen dari tarif batas atas, dan 25 persen untuk pesawat udara jenis propeller.
Ini tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 142 Tahun 2022 tentang Besaran Biaya Tambahan yang Disebabkan Adanya Fluktuasi Bahan Bakar (Fuel Surcharge) Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.
Namun, diakui Irfan, Garuda mengaku masih mengkaji kenaikan harga tersebut. "Kita berterimakasih pada Kemenhub soal keputusan itu. Tapi, kita juga berpihak ke penumpang. Tak ku naikkan saja, harga sudah tinggi, apalagi ku naikkan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News