"Harga gas alam cair di Eropa terus merangkak naik menyusul ketidakpastian pasokan gas. Bahkan beberapa negera Eropa mengaktifkan kembali pembangkit listrik batu bara guna antisipasi adanya krisis listrik," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, Selasa, 2 Agustus 2022.
Baca juga: Ancaman Rusia Hentikan Aliran Gas ke Eropa Kian Mendekat |
Faktor lain yang turut memengaruhi, sambung Agung, adalah adanya lonjakan permintaan batu bara dari Tiongkok, India, dan Korea Selatan. "Ini disebabkan Rusia menawarkan diskon harga batu bara," tegasnya.
Kenaikan harga HBA pada Agustus ini kembali membuat tren positif sepanjang 2022. Pada Januari 2022, HBA ditetapkan sebesar USD158,5 per ton, naik ke USD188,38 per ton di Februari. Selanjutnya bulan Maret menyentuh angka USD203,69 per ton, April sebesar USD288,40 per ton, Mei berada di level USD275,64 per ton, dan Juni USD323,91 per ton.
"Bulan lalu (Juli) memang sempat turun menjadi USD319 per ton. Agustus 2022 ini, HBA naik menjadi USD321,59 per ton," ungkap Agung.
Agung menambahkan, kenaikan HBA Agustus juga dipengaruhi oleh kenaikan rata-rata indeks bulanan penyusun HBA, yaitu NEX naik 3,75 persen, GCNC naik 3,32 persen, ICI turun 3,94 persen, dan Platt's turun 3,58 persen.
Sebagai informasi, terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.
Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.
Di samping itu, pemerintah juga tetap mematok HBA domestik khusus kelistrikan sebesar USD70 per ton dan USD90 per ton diperuntukkan bagi HBA domestik untuk kebutuhan bahan bakar industri. "Ini menjaga daya saing industri domestik dan utamanya memastikan keterjangkauan hasil produksi industri bagi masyarakat," tutup Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News