Ketua Majelis Kode Etik Ikatan Ahli Perencana Kota Bernardus Djonosaputro mengungkapkan, di sisi lain, kebijakan transportasi di Indonesia masih kuno. Kebijakan itu lah yang mempengaruhi pola masyarakat Indonesia dalam menggunakan transportasi.
"Padahal di negara maju, masyarakat lebih memilih menggunakan transportasi publik karena aman, murah, dan minim risiko," jelas Bernardus dalam keterangan tertulis, Rabu, 6 September 2023.
Saat ini, jelas dia, masyarakat Indonesia terutama di kota besar seperti Jakarta lebih memilih kendaraan pribadi yang mengeluarkan emisi karbon. Sehingga, kebijakan yang diambil pemerintah bukan malah mematikan PLTU, melainkan mengubah pola penggunaan transportasi.
Dia mencontohkan, negara maju sudah menerapkan zonasi kendaraan listrik di sejumlah kota besar. Dampaknya, tidak ada lagi kendaraan bermesin bakar atau combustion engine yang melintas di kota.
Namun yang terjadi saat ini, pemerintah justru memperbanyak kendaraan dengan dalih mempertahankan potensi pendapatan pajak kendaraan yang masih relatif tinggi.
"Kebijakan sektor transportasi perlu diambil dengan landasan pengurangan emisi karbon untuk kesehatan masyarakat," tegas dia.
Baca juga: Pemprov DKI Diminta Konsisten Cegah Pencemaran Udara |
Kualitas udara Jakarta masih buruk
Bernardus menambahkan, polusi udara di Jakarta masih dalam status tidak sehat meski PLTU sudah dalam posisi mati/shutdown. Saat ini kualitas udara di Ibu Kota Jakarta tetap buruk meski empat unit PLTU Suralaya sebesar 1.600 megawatt (MW) dalam posisi mati dalam rangka voluntary shutdown sejak 29 Agustus 2023.
"Kita tidak bisa lagi menganggap PLTU sebagai kambing hitam polusi udara di Jakarta, karena polutan yang terdeteksi di pusat kota Jakarta berasal dari kendaraan bermotor," papar dia.
Menurut Bernardus, banyak pihak yang sudah menjelaskan berdasarkan data harian pada Agustus 2023, tidak ada polutan yang bergerak dari PLTU menuju Jakarta.
"Kita bisa lihat bersama di IQAir sebagai pemantau polusi udara dan arah angin," ungkap Bernardus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News