Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Laporan CSR Perusahaan Tiongkok di Indonesia. Foto: Medcom.id/Marcheilla.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Laporan CSR Perusahaan Tiongkok di Indonesia. Foto: Medcom.id/Marcheilla.

Luhut Yakin Indonesia Bisa Produksi Baterai Kendaraan Listrik di Akhir 2024

Marcheilla Ariesta • 28 Oktober 2022 14:19
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yakin Indonesia dapat memproduksi baterai untuk kendaraan listrik. Ia menargetkan hal ini terjadi pada kuartal IV-2024.
 
Menurutnya, ini dapat terjadi seiring berjalannya proyek pabrik baterai kendaraan listrik terintegrasi dari hulu ke hilir.
 
"Indonesia berencana ekspor baterai litium EV. Saya lihat kita berharap dengan kerja sama CATL kita bisa produksi kuartal IV-2024, 2030 menjadi nomor 2-3 penyumbang litium baterai," kata Luhut dalam kegiatan Peluncuran Laporan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tiongkok di Indonesia, Jumat, 28 Oktober 2022.

Ia menuturkan, Indonesia terbuka jika ada pihak yang ingin terlibat dalam proyek tersebut. Luhut mengatakan, kesiapan ini dilakukan karena Indonesia akan melanjutkan transisi ke ekonomi hijau.
 
"Tiongkok menjadi salah satu investor kami yang mengikuti aturan di Indonesia untuk investasi. Mereka juga sadar akan ekonomi hijau," sambungnya.
 
Baca juga: Luhut: Tiongkok Punya Andil Ketahanan Ekonomi Indonesia di Tengah Gejolak

 
Pada Agustus lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai lithium global. Produsen mobil listrik dari Asia, Eropa, dan Amerika Serikat ikut berinvestasi di Indonesia.
 
Setelah nikel, pemerintah juga akan mendorong hilirisasi bauksit, hilirisasi tembaga, dan timah. Sehingga Indonesia harus membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi, yang akan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia.
 
"Selain hilirisasi, optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau harus terus kita tingkatkan. Persemaian dan rehabilitasi hutan tropis dan hutan mangrove, serta rehabilitasi habitat laut, akan terus dilakukan, dan akan menjadi potensi besar penyerap karbon," ujar Jokowi.
 
Dikatakan Jokowi, energi bersih dari panas matahari, panas bumi, angin, ombak laut, dan energi bio, akan menarik industrialisasi penghasil produk-produk rendah emisi. Kawasan industri hijau di Kalimantan Utara akan menjadi Green Industrial Park terbesar di dunia.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan