Dari jumlah itu, IASC berhasil memblokir lebih dari 72 ribu akun dan mengembalikan dana korban sebesar Rp349,3 miliar.
Modus yang paling banyak ditemui antara lain pesan phishing, investasi ilegal, hingga aplikasi pinjol tanpa izin.
Kondisi ini mengancam kepercayaan masyarakat terhadap layanan digital dan bisa menghambat pertumbuhan ekosistem digital yang sehat.
ASEAN Foundation luncurkan inisiatif baru
Menjawab ancaman tersebut, ASEAN Foundation meluncurkan inisiatif regional baru dalam ajang Global Anti Scam Summit (GASS) Asia 2025 di Singapura.Program ini didukung pendanaan sebesar USD5 juta dari Google.org dan akan melibatkan mitra lokal di seluruh negara ASEAN serta Timor Leste.
Langkah ini sejalan dengan prioritas ASEAN 2025 di bawah kepemimpinan Malaysia, yang menekankan pentingnya ketahanan digital regional.
“Penipuan bukan hanya tentang uang yang hilang, namun juga tindakan yang dapat mengikis kepercayaan, merampas martabat, dan menutup kesempatan,” ujar Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, Piti Srisangnam.
“Melalui program ini, kami ingin memberdayakan komunitas di seluruh ASEAN, termasuk Indonesia dan Timor Leste, dengan pengetahuan, keterampilan, dan rasa percaya diri untuk menghadapi para pelaku penipuan," jelasnya.
Baca juga: Laporan Scam di Indonesia Tembus 800 per Hari, Kalahkan Singapura dan Malaysia |
Fokus pada edukasi dan pemberdayaan
Inisiatif baru ini menargetkan lebih dari 3 juta orang di kawasan ASEAN agar memiliki akses pada sumber pencegahan penipuan, termasuk permainan edukatif “Be Scam Ready” dari Google.Gim ini dirancang untuk melatih keterampilan masyarakat dalam mendeteksi penipuan melalui teori inokulasi.
Sebagai bagian dari upaya, akan ada pelatihan intensif untuk 550 ribu individu, difasilitasi oleh 2.000 pelatih utama. Program ini menyasar generasi muda, orang tua, pendidik, hingga lansia, yang semuanya berperan penting sebagai benteng pertahanan pertama melawan penipuan daring.
Google.org perkuat dukungan
Wakil Presiden Government Affairs & Public Policy Google Asia Pacific, Wilson White menegaskan bahwa penipuan daring adalah tantangan serius di Asia Tenggara.“Penipuan adalah tantangan serius di seluruh Asia Tenggara, dengan kerugian finansial yang sangat besar bagi masyarakat. Untuk itu, kami dengan bangga mendukung inisiatif anti-penipuan terbaru dari ASEAN Foundation,” ungkapnya.
“Dengan melibatkan pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat sipil, inisiatif ini akan memberdayakan komunitas, memperkuat ketahanan digital jangka panjang, sekaligus menciptakan ruang daring yang lebih aman dan terpercaya bagi jutaan orang di kawasan ini," jelasnya.
Dengan proyeksi ekonomi digital Asia Tenggara yang mencapai USD1 triliun pada 2030, kolaborasi ini menjadi langkah penting untuk memastikan ekosistem digital berkembang secara inklusif dan aman.
Program ini juga dirancang dekat dengan masyarakat mulai dari ruang kelas, balai komunitas, rumah tangga, hingga dunia maya dengan pelatihan yang menyesuaikan budaya, bahasa, dan kondisi nyata di tiap negara.
Tujuannya jelas, membekali masyarakat dengan keterampilan dan kepercayaan diri untuk melindungi diri sendiri sekaligus orang-orang terkasih dari ancaman penipuan online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News