"Dukungan Pupuk Kaltim pada kegiatan ini sebagai gerakan budaya untuk melestarikan lingkungan utamanya air sebagai sumber kehidupan, karena apabila air tidak dijaga maka kelangsungan kehidupan juga terancam. Dengan gerakan budaya untuk mendukung lingkungan ini perlu dikuatkan dan diadakan di banyak tempat," kata Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi dalam keterangan tertulis, Minggu, 13 November 2022.
Kegiatan ini merupakan langkah aktif Pupuk Kaltim dalam memberikan kontribusi positif kepada negara. Rahmad berpendapat, menjaga lingkungan merupakan kewajiban bersama dan komitmen perusahaan dalam menjalankan prinsip industri hijau berbasis environment, social, and governance (ESG) secara berkesinambungan.
"Melestarikan air ini sama dengan melestarikan kehidupan. Melalui penampilan tadi, seluruh generasi utamanya generasi muda dapat diajari untuk melindungi lingkungan. Fungsi gunung, air sungai dan laut dapat dipahami dengan seksama," terangnya.
Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud Ari Dwipayana mengungkapkan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem laut agar laut memberikan manfaat dan sumber kehidupan masyarakat. Ekosistem laut seperti pantai yang tidak dijaga, bahkan praktik pembabatan hutan mangrove hanya demi pembangunan tempat untuk menikmati sunset atau sunrise dapat membuat laut menjadi sumber bencana bagi masyarakat.
"Laut sangat penting terhadap sistem kepercayaan dan kehidupan masyarakat Bali. Laut punya dua wajah 'Buto' dan 'Dewa'. Dalam wajah Buto ini seperti penderitaan yang disebabkan wabah, bencana, dan lain-lain itu bersumber dari laut. Sementara itu, wajah Dewa Laut itu dilihat bahwa sumber kehidupan itu ada di dalam dasar samudranya laut," ungkap Ari.
Baca juga: Pupuk Kaltim Berkomitmen Lindungi Sumber Mata Air di Bojonegoro |
Namun demikian, Ari menjelaskan saat ini laut tengah terancam. Terumbu karang yang melindungi masyarakat selama jutaan tahun sudah rusak dijarah, juga hutan mangrove yang sudah banyak dibabat demi mendapatkan tempat untuk menikmati sunset ataupun sunrise.
Bahkan, laut telah menjadi tempat pembuangan sampah raksasa. Tidak mengherankan di Bali dalam beberapa waktu belakangan terjadi banjir bandang. Hal itu memperlihatkan ada yang salah dalam pengelolaan sistem lingkungan saat ini.
"Maka dari itu kami memantapkan diri, dan mengajak semua pihak untuk menjaga air dari hulu ke hilir yang merupakan warisan dari leluhur kita. Kerusakan satu sisi saja akan berdampak pada sisi yang lain baik itu di hulu, tengah atau hilir."
"Di hilir seperti saat ini, kami coba berkegiatan untuk mendorong upaya memperkuat ekonomi pesisir, ajakan menjaga ekologi pesisir, dan membangkitkan budaya pesisir dengan pagelaran seni," ujar Ari.
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki yang turut hadir dalam pertunjukan tersebut menyampaikan, masalah lingkungan terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia.
"Upaya-upaya penyadaran dalam pelestarian lingkungan perlu terus dilakukan. Hal itu akan mampu memaksimalkan potensi alam Indonesia dalam menghidupi masyarakat lokal," tutup Teten.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News