Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: dok Biro Humas Kemenperin.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: dok Biro Humas Kemenperin.

Menperin: Kenaikan Harga Pertalite Tak akan Ganggu Kinerja Industri Manufaktur

Husen Miftahudin • 31 Agustus 2022 14:22
Jakarta: Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite tidak akan mengganggu kinerja industri manufaktur Tanah Air.
 
Agus menjelaskan, di tengah krisis energi saat ini, pemerintah menggodok rencana penyesuaian harga BBM. Berdasarkan data yang dimiliki, pengeluaran Industri Besar, Sedang (IBS) untuk bahan bakar dan pelumas pada 2019 mencapai Rp58,7 triliun dan berperan sebesar 1,3 persen terhadap total biaya produksi.
 
Bila menggunakan angka tersebut, untuk memproyeksi angka 2021 dengan asumsi pertumbuhan sebesar lima persen, maka pada 2021 pengeluaran bahan bakar dan pelumas mencapai Rp60 triliun dan berperan sebesar 1,4 persen.

"Dengan angka tersebut, saya berpendapat secara umum kenaikan harga pertalite tidak berdampak signifikan terhadap sektor industri manufaktur, tetapi tentu akan berdampak pada karyawan pengguna pertalite," ujar Agus dalam keterangan tertulis, Rabu, 31 Agustus 2022.
 
Namun demikian, akunya, sektor industri akan mendapat dampak langsung yang signifikan jika biaya solar dinaikkan. "Kenaikan harga solar tentunya akan meningkatkan variabel biaya logistik dan kenaikan harga produk dengan kenaikan harga sekitar 10 sampai 15 persen," sebut Agus.
 
Di sisi lain, munculnya fenomena proteksionisme negara-negara di dunia untuk mengamankan stok pangan domestik menjadi tantangan bagi industri lokal. Contohnya, India yang menghentikan ekspor gandum.
 
Ada pula tantangan akibat peningkatan konversi komoditas pangan menjadi bahan baku energi. Isu-isu tersebut mengakibatkan kenaikan index harga komoditi pangan global sebesar 32,5 persen (yoy), berdasarkan laporan World Bank pada Juni 2022.
 
Baca juga: Kemenperin Dorong Kawasan Industri Dukung Pertumbuhan Manufaktur

 
Dalam kaitan hal itu, Menperin menyampaikan pasokan bahan baku industri pangan dalam negeri akan terjamin. "Ke depan, kami mengupayakan agar lebih banyak lagi bahan baku lokal yang dikembangkan seperti tepung singkong, porang, sorgum, sagu, ganyong, hanjeli, hotong, pisang, sukun, talas, ubi jalar, dan lainnya untuk diversifikasi produk olahan pangan," ungkapnya.
 
Guna meningkatkan daya saing industri dalam negeri, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah memperjuangkan perluasan penerima Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk industri. Kebijakan HGBT telah terbukti mampu memperkuat resiliensi dan daya saing industri pengguna gas.
 
"Ini karena terjadi efisiensi, terutama pada biaya operasional dan bahan baku industri pengguna gas," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan