Tim Harga Minyak Mentah Indonesia dalam Executive Summary menjelaskan, faktor yang memengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional antara lain kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi global dan penurunan permintaan minyak.
"Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah Oktober 2023, akibat adanya aksi profit taking pelaku pasar sebagai antisipasi hasil dari pertemuan Federal Reserve AS dan data Purchasing Manager ‘s Index dari Tiongkok,” kata Tim Harga Minyak dikutip Minggu, 12 November 2023.
Tim Harga minyak juga menjelaskan, peningkatan ketegangan geopolitik di wilayah Timur Tengah tidak mempmengaruhi lalu lintas minyak mentah di wilayah tersebut, dan upaya-upaya diplomatik berhasil mencegah penyebaran konflik ke wilayah-wilayah lain.
Terkait permintaan minyak global, OPEC memperkirakan terdapat penurunan proyeksi permintaan minyak dunia pada kuartal IV-2023 sebesar 50 ribu barel per hari menjadi 103,13 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.
Baca juga: Minyak Dunia Kembali Memanas |
Proyeksi permintaan minyak dunia
Sementara S&P Global memperkirakan penurunan proyeksi permintaan minyak dunia pada 2023 sebesar 90 ribu bph menjadi 102,30 juta bph dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.Sedangkan terkait produksi minyak global, OPEC juga memperkirakan terdapat peningkatan proyeksi produksi minyak mentah OPEC dan Non OPEC untuk 2023 dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.
Peningkatan terutama pada produksi minyak mentah AS, Amerika Latin, Nigeria dan Saudi Arabia. Adapun IEA menyampaikan peningkatan produksi minyak mentah global di September 2023 sebesar 270 ribu bph menjadi 101,6 juta bph dibandingkan dengan produksi bulan sebelumnya, terutama produksi dari Nigeria dan Kazakhstan.
"Selain itu, penurunan harga minyak mentah, juga dipicu oleh penurunan laju perekonomian kawasan Eropa 2023 sebesar 0,1 persen dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya menjadi 0,5 persen dikarenakan penurunan sektor industri Eropa serta dampak tindakan kebijakan moneter oleh Bank Sentral Eropa untuk mengendalikan laju inflasi,” jelas Tim.
EIA juga menyampaikan stok Minyak Mentah komersial Amerika Serikat mengalami peningkatan 7 juta barrel pada akhir Oktober 2023 menjadi sebesar 421,1 Juta barel dibandingkan akhir September 2023.
Intake kilang secara global di akhir September 2023 turun 1,3 juta bph menjadi 81,1 juta bph jika dibandingkan dengan intake kilang di Agustus 2023, dikarenakan berakhirnya summer driving season, memasuki masa perubahan cuaca ekstrim (hurricane season) dan kilang-kilang memasuki masa pemeliharaan.
“Peningkatan ekspor minyak Rusia bulan September 2023 sebesar 460 ribu bph (mom) atau menjadi 7.6 juta bph juga menjadi faktor yang memengaruhi penurunan harga minyak mentah dunia,” sebut Tim.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh penurunan permintaan bahan bakar di Tiongkok untuk September 2023 sebesar 7,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 522 ribu bph. Serta, kembalinya ekspor gas oil Rusia ke pasar (termasuk Asia), setelah dihapuskannya kebijakan larangan ekspor gas oil oleh pemerintah Rusia.
Berikut daftar harga mentah utama pada Oktober 2023 dibandingkan September 2023:
- Dated Brent turun sebesar USD2,95 per bbl dari USD94 per bbl menjadi USD91,05 per bbl.
- WTI (Nymex) turun sebesar USD3,96 per bbl dari USD89,43 per bbl menjadi USD85,47 per bbl.
- Brent (ICE) turun sebesar USD3,89 per bbl dari USD92,59 per bbl menjadi USD88,70 per bbl.
- Basket OPEC turun sebesar USD2,84 per bbl dari USD94,7 per bbl menjadi US$91,86/bbl.
- Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar USD3,45 per bbl dari USD90,17 per bbl menjadi USD86,72 per bbl.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News