"Industri vape sistem tertutup membayar cukai 23 kali lipat lebih besar dari sistem terbuka," ujar General Manager RELX Indonesia Yudhistira Eka Saputra melalui keterangan tertulis, Jumat, 8 Oktober 2021.
Menurut dia, vape sistem tertutup dijual Rp30 ribu per cartride berisi 2 mililiter (ml). Sementara itu, vape sistem terbuka dijual Rp666 per ml. Artinya, ada cukai puluhan kali lipat yang dikenakan untuk vape sistem tertutup.
Yudhistira meminta hal ini menjadi perhatian pemerintah. Sebab, ketimpangan tersebut bakal menghambat pertumbuhan industri vape sistem tertutup di Indonesia.
Menurut dia, hal ini harus menjadi pertimbangan pemerintah. Sebab produk tersebut mendapat dukungan di negara-negara seperti Selandia Baru, Inggris, dan Korea Selatan.
Terlebih, kata Yudhistira, potensi investasi yang ada tak bisa diremehkan. Apalagi, pemerintah menargetkan capaian investasi Rp1,2 triliun pada 2022.
Baca: SNI dan Regulasi Diyakini Mengoptimalkan Potensi HPTL
Dia mengatakan tak seharusnya vape sistem tertutup dikenai cukai lebih besar. Saran Yudhistira, cukai kedua produk HPTL itu disamakan.
"Karena perbedaan sistem terbuka dan tertutup hanya terdapat di sisi packaging," kata dia.
Perbedaan vape sistem tertutup dan terbuka yakni distribusi e-liquid ke mekanisme pemanasan. Vape sistem terbuka memiliki wadah yang diisi cairan secara manual. Sementara itu, vape sistem tertutup memiliki wadah terisi cairan yang bisa diganti jika sudah habis, tanpa perlu mengisi secara manual.
Pada 2020, HPTL menyumbang cukai Rp689 miliar ke kas negara. Yudhistira mengatakan penerimaan negara dari produk HPTL bakal berkurang pada 2021, akibat pandemi.
Padahal, industri tersebut masih menyimpan potensi besar. Pemerintah diminta memperhatikan hal tersebut dengan mendukung pemerataan tarif cukai.
Terlebih, HPTL dapat memberikan alternatif produk yang lebih rendah risiko. Hal itu sesuai dengan tujuan pemerintah meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Yudhistira berharap pemerintah dapat menerbitkan kebijakan yang wajar dan berimbang. Regulasi, kata dia, harus didasarkan penelitian ilmiah dengan mempertimbangkan aspek minim risiko dari vape.
Menurut dia, kolaborasi pemerintah, akademisi, dan industri dibutuhkan dalam perumusan kebijakan terkait. Sehingga, dapat memberikan ruang bertumbuh untuk industri vape.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id