"Dominasi impor konsumsi itu adalah impor vaksin, itu dari Tiongkok meningkat 3.100,92 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam video conference, Jumat, 15 Oktober 2021.
Selanjutnya, impor konsumsi yang naik adalah daging kerbau. Impornya tumbuh 57,90 persen dari India dan Australia. Kemudian diikuti impor obat-obatan yang juga naik 73,94 persen secara year on year (yoy) dari Jerman, Jepang dan India.

Ilustrasi vaksin Sinopharm buatan Tiongkok yang diimpor Indonesia - - Foto: dok AFP
BPS sebelumnya mencatat nilai impor Indonesia pada September 2021 mencapai USD16,23 miliar. Kinerja impor mengalami penurunan 2,67 persen dibandingkan Agustus 2021, namun naik 40,31 persen dibandingkan September tahun lalu.
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari-September 2021 untuk barang konsumsi adalah USD14,1 miliar atau terjadi peningkatan sebesar USD3,49 miliar atau 32,99 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, impor bahan baku/penolong pada Januari-September 2021 tercatat sebesar USD105,11 miliar, naik USS28,92 miliar atau 37,97 persen. Impor barang modal tercatat sebesar USD19,99 miliar, naik USD3,11 miliar atau 18,42 persen.
Baca juga: Neraca Perdagangan RI Surplus Lagi USD4,37 Miliar
Secara kumulatif Januari-September 2021, impor Indonesia tercatat USD139,22 miliar atau tumbuh 34,27 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Pertumbuhan terbesar terjadi pada bahan baku/penolong yang naik 37,97 persen.
"Secara umum kalau kita lihat perkembangan impor selama 2021 ini selalu lebih tinggi kalau dibandingkan dua tahun sebelumnya maupun 2020, kecuali pada Januari itu lebih rendah dibandingkan 2020 maupun 2019," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id