Baca: Jokowi: Sektor Pariwisata Terkontraksi Sangat Dalam
Transformasi tersebut, ucap Jokowi, harus dimulai dengan mengubah pola industri penerbangan. Saat ini, menurutnya, Indonesia memiliki terlalu banyak pusat penerbangan dan tersebar secara tidak merata.
"Ini coba kita lihat lagi. Saat ini terdapat 30 bandara internasional. Apakah diperlukan sebanyak ini? Negara-negara lain saya kira tidak melakukan ini," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas, yang dikutip dari Media Indonesia, Kamis, 6 Agustus 2020.
Baca: Jokowi Sebut Airline Hub Indonesia Terlalu Banyak
Dari 30 bandara internasional itu, 90 persen lalu lintas penerbangan hanya terpusat pada empat bandara utama yakni Soekarno-Hatta Tangerang, I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Juanda Surabaya dan Kualanamu Medan. Oleh karena itu, ia meminta para menteri terkait segera memetakan bandara apa saja yang berpotensi menjadi international hub dengan pembagian fungsi yang sesuai dengan letak geografis dan karakteristik wilayah.
"Sejauh ini saya mencatat ada delapan bandara internasional yang berpotensi menjadi hub dan super hub, kembali lagi I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Soekarno-Hatta Tangerang, Kualanamu Medan, Yogyakarta, (Sultan Aji Muhammad Sepinggan) Balikpapan, Sultan Hasanuddin Makassar, Sam Ratulangi Manado dan Juanda Surabaya," sebutnya.
Setelah itu, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengelola ekosistem pariwisata dan pendukungnya, termasuk penerbangan, dengan desain manajemen yang lebih terintegrasi, lebih terkonsolidasi dari hulu sampai hilir.
"Ini yang tidak pernah dilakukan, mulai dari manajemen airlines, manajemen bandara, manajemen pelayanan penerbangan sampai nanti tersambung dengan manajemen destinasi wisata. Tersambung dengan manajemen hotel dan perjalanan dan bahkan sampai kepada manajemen produk-produk lokal dan industri kreatif," kata dia.
Dengan rencana integrasi besar-besaran tersebut, Jokowi pun berniat untuk menggabungkan BUMN-BUMN penerbangan dan pariwisata sehingga arah dan tujuan bisa dicapai dengan cepat dan tepat. Semua upaya tersebut wajib dilakukan demi mendongkrak kembali pertumbuhan ekonomi nasional yang pada kuartal kedua jatuh hingga minus 5,32 persen.
Dari semua sektor yang ada, penerbangan dan pariwisata adalah yang paling terdampak. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada kuartal kedua 2020, turis mancanegara yang datang ke Indonesia mencapai 482 ribu orang, turun 81 persen dari kuartal sebelumnya. Adapun, jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, penurunan tercatat mencapai 87 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News