"Industri energi dapat memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama di momen Ramadan. Saya rasa ini momen yang tepat kita melakukan pertemuan dan membahas isu-isu terkini seputar energi sambil berbagi kebahagian bersama anak-anak yatim piatu, serta mendorong industri energi untuk lebih aktif berkontribusi dalam kegiatan sosial," ujar Ketua Umum Aspebindo Anggawira, dalam keterangan resminya, Rabu, 19 April 2023.
Anggawira menekankan industri energi harus memastikan pasokan energi yang stabil dan andal selama Ramadan untuk mendukung kebutuhan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
"Kita harus terus beradaptasi dengan perubahan dan dinamika pasar global serta memperhatikan aspek lingkungan dan sosial dalam setiap kegiatan. Hal ini akan membantu industri energi untuk terus tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, sekaligus memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat," tegas dia.
Aspebindo terus melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pasokan energi serta memperhatikan aspek lingkungan dan sosial, industri energi dapat terus tumbuh dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan negara.
Baca juga: Sektor Energi Punya Andil 38% Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca |
Agenda perubahan iklim tak bisa dilakukan sendiri
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sebelumnya mengatakan sebuah negara tidak bisa menyelesaikan agenda perubahan iklim secara individualistik atau sendirian karena perubahan iklim merupakan permasalahan publik secara global."Perubahan iklim merupakan pertaruhan publik global," kata Sri Mulyani dalam acara Munich Security Conference bertajuk "Power Shifts: Geopolitics of the Green Transation" dilansir Antara, Sabtu, 18 Februari 2023.
Untuk itu, katanya, negara-negara di dunia harus bisa bekerja sama dalam mengatasi perubahan iklim saat ini. Sri Mulyani juga mencontohkan salah satu negara yang terkendala dalam mengatasi perubahan iklim dan harus dibantu adalah negara-negara di bagian selatan dunia. Negara-negara tersebut memiliki kendala modal dan teknologi yang memberikan pilihan berbeda dan tidak ideal.
Saat ini negara-negara tersebut terus berdiskusi mengenai transisi energi, merancang peta jalan yang bisa dilakukan dengan melihat kondisi fiskal, politik, hingga keterjangkauan. Energi terbarukan membutuhkan investasi yang berbeda. Panas bumi memiliki perbedaan, yang terdapat risiko awal pada eksplorasi, hidro, serta lebih banyak pengeluaran modal investasi di muka.
Menurut dia, banyak negara di belahan dunia selatan tidak memiliki akses ke modal tersebut, agar mereka dapat memulai dengan energi terbarukan, di luar tenaga surya. Oleh karenanya permasalahan tersebut menjadi sangat penting, apalagi jika melihat peta dunia, negara bagian selatan dunia saat ini menjadi negara yang paling berkembang dengan ukuran ekonomi yang akan tumbuh lebih besar.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News