Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners Lucia Karina (kedua dari kiri). FOTO: Coca Cola
Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners Lucia Karina (kedua dari kiri). FOTO: Coca Cola

Ekonomi Sirkular Diyakini Bisa Diterapkan di Indonesia

Angga Bratadharma • 20 Oktober 2022 16:40
Jakarta: Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners Lucia Karina meyakini Indonesia bisa menerapkan ekonomi sirkular. Bahkan, penerapan circular economy tak hanya sebatas di industri makanan dan minuman tapi bisa menyasar konstruksi hingga industri tekstil.
 
"Saya percaya dan yakin ekonomi sirkular bisa berjalan di Indonesia," kata Karina, dalam Media Briefing Coca-Cola, Kamis, 20 Oktober 2022.
 
Sejauh ini, ia menambahkan, Indonesia selalu bisa melewati masa-masa kritis di perekonomian. Hal itu dapat terjadi karena mampu mengandalkan permintaan yang kuat dari dalam negeri. Artinya, ketimbang bergantung dari faktor eksternal maka tidak ada salahnya lebih berfokus kepada ekonomi sirkular di Tanah Air.

"Kita harus ingat Indonesia itu selalu bisa melewati masa-masa kritis perekonomian. Kenapa? Karena kita bergantung pada demand yang ada di dalam Indonesia itu sendiri. Daripada kita bergantung pada luar, mendingan kita hidupkan yang namanya ekonomi sirkular (di dalam negeri)," tuturnya.
Baca: Tantangan Ekonomi Bakal Berbeda, Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia 2023 Dirancang Optimistis tapi Tetap Waspada!

"(Penerapan ekonomi sirkular) tidak terbatas hanya di industri makanan dan minuman tapi juga bisa dikonstruksi, industri tekstil, dan lain sebagainya," tambahnya.
 
Menurutnya jika penerapan ekonomi sirkular mampu berjalan maka bisa menghidupkan sendi-sendi perekonomian yang menjadi penunjang bagi industri di Tanah Air. Untuk bisa maju bersama, Karina menilai, pemerintah perlu memberikan insentif bagi perusahaan sehingga benar-benar maksimal menggarap ekonomi sirkular.
 
"Tinggal kita bagaimana mendorong hal tersebut. Saya berulang kali menyampaikan kepada pemerintah kalau memang kita mau bergerak bersama (menerapkan ekonomi sirkular) dan mengikuti ini, perlu yang diberikan namanya insentif buat perusahaan sehingga betul-betul membantu semua sektor baik formal maupun sektor nonformal," tukasnya.
 
Direktur Public Affairs, Communications and Sustainability Coca-Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo menilai perlu kerja sama semua pihak untuk menerapkan ekonomi sirkular di Indonesia. "Tidak hanya dari pelaku usaha tapi juga pemerintah dan masyarakat untuk sama-sama terlibat membangun perilaku baru dan mendorong ke ekonomi sirkular," tukasnya.

 
Lebih lanjut, Coca-Cola menghadirkan kembali program Recycle Me melalui kolaborasi bersama Yayasan Mahija Parahita Nusantara dan Waste4Change sebagai mitra pengumpulan sampah. Recycle Me merupakan salah satu upaya berkelanjutan Coca-Cola Indonesia untuk menginspirasi dan mendorong perubahan dalam pengumpulan dan daur ulang sampah plastik.
 
Triyono menyampaikan pihaknya senantiasa mendorong lebih banyak orang untuk mendaur ulang dan membantu memberikan kehidupan kedua bagi botol plastik PET bekas pakai. Botol-botol plastik yang digunakan bukan sampah dan masih memiliki nilai.
 
"Kami bangga dapat kembali mendukung program Recycle Me pada tahun kedua ini untuk membantu meningkatkan kesadaran akan daur ulang, mulai dari pemahaman akan daur ulang itu sendiri hingga tentang bagaimana proses daur ulang dan di mana daur ulang dapat dilakukan," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan