Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. FOTO: dok Kemenkeu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. FOTO: dok Kemenkeu

Tantangan Ekonomi Bakal Berbeda, Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia 2023 Dirancang Optimistis tapi Tetap Waspada!

Angga Bratadharma • 20 Oktober 2022 08:54
Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ekonomi Indonesia di 2023 terbilang optimistis namun tetap perlu diwaspadai. Hal itu karena tahun depan dikatakan memiliki tantangan ekonomi yang berbeda dari tahun sebelumnya, terutama kendala dari sisi suplai akibat pandemi maupun terjadinya perang dan geopolitik.
 
Sedangkan dari sisi permintaan terus bertambah sehingga menyebabkan kompleksitas. "APBN akan terus di desain untuk menjawab perubahan dari risiko dan dinamika ekonomi, baik global yang kemudian merembes ke dalam negeri. Ekonomi 2023 kita optimistis namun kewaspadaan sangat tinggi,” ungkap Sri Mulyani, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 20 Oktober 2022.
 
Selain itu, ia menjelaskan, tingkat kewaspadaan ini ditunjukkan dengan postur APBN 2023 yang mengusung kebijakan defisit kembali di bawah tiga persen sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020, juga dengan meningkatkan fundamental ekonomi dari sisi produktivitas, serta menjaga dari sisi belanja dan penerimaan negara yang harus disiplin dan efektif.

"Untuk belanja berdasarkan Kementerian/Lembaga maupun belanja ke daerah harus dilihat dan diperbaiki kualitasnya. Kita akan terus melakukan reformasi sisi pendapatan. DPR juga telah menyepakati dengan pemerintah revisi dari Undang-Undang Perpajakan melalui UU HPP dan UU HKPD. Ini adalah salah satu milestone reform yang sangat baik," ungkapnya.
Baca: BKPM: Presiden Tegaskan Investor Tak Lagi Ragu dengan Pembangunan IKN

Pada 2023, ia melanjutkan bahwa pemerintah juga akan meningkatkan produktivitas dari sisi belanja yaitu dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia termasuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemberian bantuan sosial, meningkatkan ketahanan pangan, serta meningkatkan kualitas dan fasilitas kesehatan.
 
"Sedangkan belanja kesehatan akan kita jaga pada level lima persen dari belanja. Fokusnya adalah untuk belanja-belanja kesehatan dari sisi pembangunan fasilitas kesehatan atau layanan kesehatan primer, sekunder, dan perbaikan kualitas pelayanan kesehatan secara umum," ucapnya.
 
"Tentu juga tetap memberikan dukungan terhadap kebijakan pelayanan kesehatan dan asuransi kesehatan secara nasional," tambah Menkeu.
 
Terakhir, Menkeu menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus menjaga optimisme namun pada saat yang sama tetap waspada yang sangat tinggi. Untuk itu, tambahnya, APBN akan terus dijaga guna menjaga dari sisi demand dan supply.
 
"Namun APBN sendiri juga harus makin kuat, makin sehat. Sementara kerja sama antara fiskal, moneter, dan sektor keuangan akan terus diintensifkan karena tantangan memang bergeser kepada sektor keuangan tersebut," tutupnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan