Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. Foto: Dokumen Kementerian Ketenagakerjaan
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. Foto: Dokumen Kementerian Ketenagakerjaan

Joint Statement B20 dan L20 Berikan Dampak Luas ke Pekerja dari Domestik hingga Global

Annisa ayu artanti • 14 September 2022 11:11
Badung: Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) meyakini Joint Statement antara Labour 20 (L20) dan Business 20 (B20) yang berlangsung dalam rangkaian G20 Labour and Employment Ministers Meeting (G20 LEMM) akan memberikan dampak luas kepada dunia kerja, tak hanya ditingkat domestik tetapi hingga internasional.
 
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan joint statement antara B20 dan L20 juga telah sejalan dengan isu-isu Employment Working Group yang telah dibahas sejak awal Maret lalu.
 
"Saya yakin ini akan memberikan dampak yang baik di tingkat nasional dan global untuk menghadapi tantangan tenaga kerja di tengah situasi yang tidak pasti," katanya, dalam keterangan tertulis, Rabu, 14 September 2022.
 
Baca juga: Menaker: BSU 2022 Bukan Iuran Pekerja di BPJS Ketenagakerjaan 

Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani mengatakan, dalam rangka mendukung G20, B20 berkomitmen untuk berkontribusi memperbaiki kondisi ketenagakerjaan global melalui konsensus bersama dalam rangka menciptakan pertumbuhan yang inclusive, innovative, dan collaborative.
 
B20 bersama L20 telah mengidentifikasi sejumlah isu yang mengemuka dan perlu diatasi bersama melalui tiga agenda utama yaitu:
  • Pekerjaan yang produktif, modern, dan layak.
  • Mendukung perusahaan berkelanjutan untuk menciptakan kondisi upah yang layak.
  • Menciptakan kebijakan perusahaan yang nondiskriminatif dan mendukung kesetaraan gender dalam perusahaan baik di Indonesia maupun global.
"B20 dan L20 telah berkolaborasi erat untuk mengatasi tantangan global dan geopolitical melalui penyusunan rekomendasi tripartit dalam rangka mendorong reformasi kondisi ketenagakerjaan yang lebih baik, khususnya untuk mengatasi kesenjangan peluang dan kondisi tenaga kerja antara negara maju dan berkembang," kata Shinta Kamdani.
 
Sementara Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid memaparkan salah satu kunci menghadapi era digitalisasi adalah inklusivitas gender, mengingat perbaikan kesetaraan gender berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi global sebesar USD14 triliun pada 2030.
 
"Untuk itu, B20 melalui Women in Business Action Council menaruh perhatian besar pada isu kesetaraan gender, melalui legacy One Global Women Empowerment yang mendukung perempuan di sektor bisnis melalui pemberdayaan, peningkatan kapasitas digital dan kebijakan yang berpihak pada lingkungan kerja yang aman dan setara," ujarnya.
 
B20 melalui The Future of Work and Education Task Force juga telah menghasilkan policy recommendation untuk memastikan akselerasi dalam menciptakan peluang kerja dan transisi pekerjaan, meningkatkan keterampilan serta akses pendidikan.
 
"Legacy penting lainnya dari B20 adalah B20 Wiki, yang menjadi platform untuk meningkatkan kapasitas UMKM melalui cross-country collaborations dan digital transformation," pungkasnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan