Ilustrasi. Foto: Freepik
Ilustrasi. Foto: Freepik

Netizen Setuju Tolak Barang Impor Ilegal

Naufal Zuhdi • 08 Agustus 2024 13:49
Jakarta: Hampir seluruh netizen setuju untuk menolak dan membasmi barang-barang impor ilegal.
 
Laporan diperoleh Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto, setelah melakukan perbincangan secara daring dengan 2.136 netizen di platform X dalam 13 hari terakhir.
 
"Dari 2.136 perbincangan, ternyata 99 persen netizen itu sepakat produk impor ilegal harus dibasmi. Tentu ini suatu harapan yang bagus mereka sepakat produk impor ilegal itu harus dibasmi," ujar Eko dalam Diskusi Publik Indef, dilansir Media Indonesia, Kamis, 8 Agustus 2024.
 
Kendati demikian, netizen juga memiliki syarat. Mereka berharap kualitas dari produk dalam negeri harus terus ditingkatkan.
 
"Jadi di satu sisi mereka sepakat impor ilegal harus dibasmi, di sisi lain produk dalam negeri juga harus ditingkatkan kualitasnya supaya konsumen ini tetap meminati produk-produk dalam negeri kita," imbuh Eko.
 
Baca juga: Sejumlah Barang Impor Ilegal Disita, Mendag: Nilainya Rp46 Miliar

Netizen mempertanyakan barang impor ilegal yang diamankan

Selain itu, tidak sedikit dari netizen yang mempertanyakan ke mana larinya barang-barang impor ilegal yang slama ini diamankan. Sebab, beberapa waktu lalu pemerintah melalui satgas impor ilegal berhasil mengamankan barang-barang impor ilegal senilai Rp46 miliar yang diamankan di Kantor Bea dan Cukai Cikarang.
 
"Ini mungkin juga pertanyaan menarik untuk dijawab para pemangku kepentingan. Kalau Satgas ini sudah bekerja kemudian ada hasilnya, kemana semua barang itu? Ini mungkin juga pertanyaan mendasar juga bagi publik yang awam kira-kira kalau kemudian tidak dijagain ya barang bisa masuk pasar lagi," jelas dia.
 
Netizen juga mendorong satgas impor ilegal untuk bergerak dari hulu. Artinya, pemberantasan barang-barang impor ilegal harus dilakukan dengan menutup pintu masuknya. Bukan dengan mengamankan yang sudah masuk ke pasar Indonesia.

"Itu lebih bagus daripada mengejar-ngejar apa yang sudah masuk. Kalau cuma mengejar yang di dalam tingkat efektivitasnya masih dirasa rendah," ungkap dia.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan