Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu.

Luhut: Pembiayaan untuk Atasi Krisis Iklim Penting!

Antara • 03 Desember 2023 17:00
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya kolaborasi pembiayaan antara negara maju dan negara berkembang untuk mengatasi krisis iklim.
 
Dalam pesan video yang ditampilkan di ajang COP28 di Dubai, UEA, Sabtu, 2 Desember 2023, Luhut mengungkapkan hal tersebut dalam sesi pembahasan perkembangan terbaru dari Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia.
 
"Sekali lagi saya hanya ingin menekankan bahwa menurut saya, kolaborasi antara negara berkembang dan negara maju sangat penting dalam program ini," katanya dilansir Antara, Minggu, 3 Desember 2023.
 

Just Energy Transition Partnership


JETP merupakan sebuah kemitraan transisi energi bersih senilai USD20 miliar yang melibatkan Indonesia dan negara-negara yang tergabung dalam International Partners Group (IPG), yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Jepang, Kanada, Denmark, Uni Eropa, Jerman, Prancis, Norwegia, Italia, dan Inggris.

"Peluncuran Rencana dan Kebijakan Investasi Komprehensif (CIPP) JETP menandai tonggak sejarah komitmen Indonesia dalam mengatasi krisis iklim. Hal ini juga menunjukkan kolaborasi antara Indonesia sebagai negara berkembang dan negara maju," ujar Luhut.
 
 
Baca juga: Dirut PLN Ajak Kolaborasi Global Atasi Perubahan Iklim Dunia

 

Luhut juga meminta dunia internasional untuk tidak melakukan pendekatan business as usual terkait pendanaan iklim. Model bisnis biasa yang menuntut pengembalian modal akan membebani negara-negara berkembang. Sayangnya, pendanaan iklim yang tersedia saat ini sebagian besar mengadopsi pendekatan tersebut.
 
"Kita perlu menemukan cara yang lebih baik untuk memobilisasi dan berbagi teknologi dan modal, sehingga negara-negara berkembang dapat terus tumbuh dan berkembang," ungkap Luhut.
 

Proses perencanaan investasi


Deputi Utusan Khusus untuk Iklim untuk Amerika Serikat John Kerry mengatakan tidak ada satu pendekatan solusi yang umum, karena yang dibutuhkan adalah pendekatan solusi yang telah disesuaikan.
 
"Saya pikir JETP telah benar-benar menunjukkan melalui proses perencanaan investasi dan melalui dialog solusi ini, dan transisi energi ini harus dilakukan kasus per kasus," ujar Kerry.
 
Group Chief Executive Standard Chartered Bill Winters menjelaskan pemerintah dan sektor keuangan harus bersatu untuk membantu dalam memfasilitasi aliran investasi ke pasar negara berkembang.
 
"Kami hadir untuk membantu klien kami mencapai kemajuan tersebut. Kami menghubungkan mereka dengan arus investasi lintas batas. Kami merancang bentuk-bentuk keuangan berkelanjutan yang baru dan inovatif. Kami memberikan layanan konsultasi kelas dunia melalui tim klien kami dengan penuh dedikasi," tambah dia.
 
Utusan Khusus Presiden dalam Global Blended Finance Alliance Mari Elka Pangestu mengatakan JETP memberikan peluang untuk melakukan terobosan dalam pendanaan iklim.
 
"Indonesia telah menunjukkan komitmen untuk menyediakan kerangka jalur transisi yang holistik, hal ini perlu diimbangi dengan pembiayaan yang sesuai dengan tujuan dan pendanaan dari IPG serta dari pihak swasta," ujar mantan Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan