Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, itu merupakan salah satu arahan Presiden Joko Widodo kepada Satuan Tugas (Satgas) Peningkatan Ekspor Nasional yang dibentuk pada September lalu melalui Keputusan Presiden nomor 24 tahun 2023.
"Arahan presiden kepada Satgas Peningkatan Ekspor adalah melakukan substitusi negara-negara utama tujuan ekspor dengan menggarap pasar-pasar baru, pasar non tradisional, seperti ini India ASEAN, Afrika, dan Amerika Latin," kata Zulkifli saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, dikutip Antara, 28 November 2023.
Dia juga memaparkan Satgas Peningkatan Ekspor Nasional ditugaskan untuk mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan Comprehensive Economic Partnership Agreement, khususnya IEU-CEPA.
Baca juga: Ekspor dan Investasi Kunci untuk Memperkuat Ketahanan Eksternal |
Peningkatan daya saing
Untuk meningkatkan ekspor, pemerintah mendorong peningkatan daya saing, pengidentifikasian, serta pemetaan potensi produk-produk ekspor di Indonesia."Informasi mengenai peluang pasar harus betul dapat diakses eksportir Indonesia dan pastikan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) serta para atase perdagangan untuk digerakkan karena peran mereka sangat penting," jelas pria yang akrab disapa Zulhas itu.
Dalam rapat tersebut, Zulhas memaparkan total nilai ekspor Indonesia periode Januari-Oktober 2023 sebesar USD214,41 miliar, turun 12 persen dari periode yang sama pada tahun lalu yaitu USD244,06 miliar.
Secara kumulatif, tercatat nilai ekspor nonmigas selama periode Januari-Oktober 2023 mencapai USD201,2 miliar.
"Penurunan terbesar terjadi di sektor pertambangan dan lainnya sebesar 20,8 persen yang disumbang oleh menurunnya ekspor batu bara," ucap Zulhas.
Meskipun tengah mengalami tren penurunan, Zulhas menyebutkan Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi negara dengan kontribusi terbesar terhadap total nilai ekspor Indonesia yaitu masing-masing sebesar 25,42 persen, 9,5 persen, dan 8,17 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News