Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Kamu Harus Paham, Ini Jenis Perundungan yang Makin Marak di Dunia Maya!

Angga Bratadharma • 25 Mei 2023 13:14
Lombok Tengah: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai digitalisasi di Tanah Air sejalan dengan ekonomi digital terus tumbuh dan berkembang pesat. Hal itu sejalan dengan pandemi covid-19 mendorong hampir semua lini kehidupan bertransformasi ke digital.
 
Dalam hal ini, sejumlah madrasah dan pondok pesantren di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengikuti webinar literasi digital yang digelar Kominfo bersama Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB. Dengan cara nobar (nonton bareng), mereka belajar mengenal jenis cyberbullying yang kerap terjadi di dunia maya.
 
Sejumlah madrasah dan pondok pesantren menjadi peserta diskusi virtual. Di antaranya Ponpes Darul Ulum Beraim, Ponpes Al Hannahiyah NW, Ponpes Nurul Qur’an, Ponpes Islahul Ikhwan NW Mispalah, dan Ponpes Nujumul Huda. Sedangkan dari madrasah, antara lain MTs Raudlatul Ma’arif Bibie, MA dan MTs Nurul Haq, MTs-MA Darul Habibie NWDI, dan MA-MTs Nidaurrahman.

Dalam diskusi bertajuk 'Kenali Jenis Cyberbullying di Dunia Maya' itu, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB Muhammad Amin mengatakan, perundungan atau bullying tak cuma terjadi di dunia nyata. Tapi juga banyak terjadi di dunia maya.
Baca: Menkeu Beberkan Sejumlah Dukungan Pemerintah untuk Kesejahteraan Masyarakat, Berikut Rinciannya!

"Kini, banyak terjadi perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Perundungan di dunia maya umumnya terjadi di media sosial, platform chatting, platform bermain game maupun ponsel," ujar Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Prov NTB Muhammad Amin, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 25 Mei 2023.
 
Cyberbullying, lanjut Amin, adalah perilaku agresif. Biasanya dilakukan berulang-ulang dari waktu ke waktu terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah melakukan perlawanan atas tindakan tersebut. "Jadi, terdapat perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban. Perbedaan kekuatan dalam hal ini merujuk pada sebuah persepsi kapasitas fisik dan mental," imbuhnya.
 
Amin menegaskan sebagai kejahatan yang dilakukan secara sengaja di dunia maya, perundungan bisa berbentuk fitnah, cemooh, kata-kata kasar, pelecehan, ancaman, dan hinaan. Bentuk kejahatan ini bermula dari perilaku merendahkan martabat dan mengintimidasi orang lain melalui dunia maya.
 
"Tujuannya agar target mengalami gangguan psikis. Model bullying terbaru ini justru lebih berbahaya, karena dapat dilakukan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja," jelasnya.

Jenis cyberbullying

Jenis cyberbullying, masih menurut Amin, bisa berupa flamming (terbakar), harassment (gangguan), denigration (pencemaran nama baik), cyberstalking (memata-matai), impersonation (peniruan), dan outing and trickery (penyebaran rahasia).
 
Dari perspektif budaya digital, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lombok Tengah Nasrullah mengatakan, maraknya perundungan di dunia maya tak lepas dari menipisnya kesopansantunan dan perilaku kebebasan ekspresi yang kebablasan.
 
"Dengan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital, diharapkan mampu memberikan panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital," jelas Nasrullah.
 
Sementara itu, Influencer Inta Oceania menyatakan, kreativitas dan kebebasan berekspresi di dunia maya mestinya diimbangi dengan kompetensi keamanan digital. Kemampuan itu, menurut Inta, diharapkan mampu melindungi pengguna dari tindak kejahatan dunia maya.
 
Tindak kejahatan itu seperti ancaman daring, penguntitan, penindasan dunia maya, ujaran kebencian, peretasan, hacking, penipuan daring, dan pembuatan profil/akun palsu. "Cara pencegahannya, yakni seleksi dan batasi informasi, jangan klik link mencurigakan, tidak sembarang mengakses wifi, logout setelah sesi online, dan buat password kuat," urai Inta.
 
Untuk diketahui, diskusi literasi digital pada lingkup komunitas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga 2024.
 
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Program Kemenkominfo yang berkolaborasi dengan Siberkreasi dan 18 mitra jejaring ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan