Penyedia solusi keamanan siber global ?Check Point Software Technologie membantu perusahaan untuk mempersiapkan keamanan sibernya. Caranya adalah dengan menerapkan solusi keamanan siber terkonsolidasi yang mencakup vektor-vektor potensi serangan bagi perusahaan dan institusi.
Menurut data, Indonesia menduduki peringkat lima secara global dalam daftar serangan siber. Tahun lalu, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat ada 1,6 miliar serangan siber di Indonesia, sehingga pemerintah menerbitkan UU PDP untuk melawan sekaligus menurunkan risiko serangan siber.
"Meningkatnya tingkat serangan siber di Indonesia dan pelanggaran keamanan besar membuktikan bahwa ancaman keamanan siber semakin canggih dan sulit dideteksi," kata Country Manager, Indonesia, ??Check Point Software Technologies Deon Oswari dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 2 Desember 2022.
Deon mengungkapkan, pengesahan UU PDP merupakan langkah yang tepat dan akan membantu menjaga kepercayaan masyarakat dari risiko serangan siber. Namun begitu, ia menyebut, tantangan keamanan siber yang dihadapi oleh perusahaan dan individu di Indonesia masih tetap ada.
Tantangan yang dihadapi antara lain kurangnya kesadaran keamanan siber, penegakan hukum untuk perlindungan data pelanggan, dan keterampilan manajemen keamanan siber. Selain itu, ada tantangan kurangnya keterampilan terhadap keamanan siber, mulai dari pengembang hingga engineer-nya
Menurut laporan Amazon Web Services dan AlphaBeta, hampir 17,2 juta orang Indonesia akan membutuhkan pelatihan kompetensi digital pada 2025 untuk mengikuti kemajuan teknologi dengan tiga keterampilan digital, yaitu penggunaan perangkat berbasis cloud, keamanan siber, dan dukungan teknis.
"Phishing dan pencurian identitas, ekosistem keamanan yang tidak diungkapkan, dan ketidakmampuan untuk melakukan deteksi dini ancaman akan terus menjadi masalah besar bagi banyak orang di Indonesia dan merupakan masalah yang akan terus berlanjut hingga tahun 2023," kata Deon.
Baca juga: Keamanan Informasi Disebut Mesti Diperkuat Melalui Perlindungan Data |
Industri yang sedang berkembang seperti keuangan, fintech, manufaktur, pertambangan, minyak dan gas di Indonesia adalah sektor yang rentan dengan peningkatan serangan siber. Meskipun begitu, tren dalam membentuk kembali sistem IT dan jaringan di Indonesia akan membantu memerangi serangan ini.
"Membentuk kembali sistem IT dan jaringan akan sangat penting dalam menangkis serangan siber. Tahun ini, lebih banyak perusahaan telah mengkonsolidasikan keamanan mereka di pusat data, cloud, dan lingkungan pengembangan aplikasi. Banyak yang telah beralih ke penggunaan machine learning dan AI," ujarnya.
Deon menambahkan, adopsi pendekatan yang mengutamakan pencegahan ketika berhadapan dengan serangan siber adalah cara terbaik untuk memeranginya. Menurutnya, dengan teknologi yang tepat, sebagian besar serangan, bahkan serangan yang paling canggih sekalipun akan bisa diatasi.
"Dapat dicegah tanpa mengganggu aliran bisnis yang normal. Dengan melanjutkan pergerakan ke arah tersebut dan dukungan dari pemerintah, akan membantu Indonesia membangun pertahanan yang lebih kuat terhadap serangan siber," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News