Pekanbaru: Pemerintah Provinsi Riau terus mendorong para pelaku usaha dan pekebun untuk memproduksi sawit yang ramah lingkungan sesuai peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, dengan cara mengurus sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia atau Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
"Selain produksi ramah lingkungan dalam ISPO juga memuat sistem usaha di bidang perkebunan kelapa sawit yang layak ekonomi, layak sosial. Ketentuan ini sesuai Perpres No 44 Tahun 2020 diharapkan tata kelola sertifikasi ISPO menjadi lebih baik," kata Kepala Disbun Provinsi Riau Zulfadli di Pekanbaru, Kamis, 8 September 2022.
Zulfadli mengatakan Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau mencatat ada 396 perusahaan sawit di Riau, akan tetapi dari jumlah tersebut hanya 121 perusahaan atau 30 persen yang telah bersertifikasi ISPO.
Sedangkan KUD yang telah melaksanakan replanting sebanyak 110 KUD dan semuanya berpotensi untuk mengurus sertifikasi ISPO agar produk mereka memenuhi ketentuan ramah lingkungan, layak ekonomi dan layak sosial.
"Beberapa upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi Riau, di antaranya surat Gubernur Riau kepada kepala daerah di Riau tentang pemenuhan kewajiban memperoleh sertifikasi ISPO bagi perusahaan juga bagi pekebun," katanya.
Di samping itu Provinsi Riau juga telah memiliki Rencana Aksi Daerah Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) yang telah diterbitkan dengan Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun 2022. Di mana dalam komponen Kelima adalah tentang percepatan pelaksanaan sertifikasi ISPO dan peningkatan akses pasar produk sawit.
Diharapkan, program dan kegiatan yang disusun dalam RAD-KSB Provinsi Riau tahun 2022-2024 dapat mempercepat sertifikasi ISPO. Disbun Riau, mempunyai tanggung jawab moral untuk mempercepat sebanyak 70 persen dari perusahaan di Riau untuk dapat memperoleh sertifikasi ISPO.
"Sangat diharapkan dukungan dan partisipasi semua pihak termasuk swasta dan Lembaga Sertifikasi ISPO untuk mendukung komponen Kelima RAD-KSB. Salah satunya adalah yang telah dilakukan PT TSI Sertifikasi Internasional," ujarnya.
Ia menyebutkan, produksi CPO Riau pada 2019 menurut Badan Pusat Statistik (2020) adalah sebanyak 7,73 juta ton dari 47,18 juta ton nasional. Sehingga sumbangan sawit Riau untuk nasional adalah sebesar 21,65 persen.
"Karenanya pekebun dan pelaku usaha perkebunan sawit Riau harus optimal mengurus ISPO untuk mewujudkan Riau yang makmur dan sejahtera," katanya.
"Selain produksi ramah lingkungan dalam ISPO juga memuat sistem usaha di bidang perkebunan kelapa sawit yang layak ekonomi, layak sosial. Ketentuan ini sesuai Perpres No 44 Tahun 2020 diharapkan tata kelola sertifikasi ISPO menjadi lebih baik," kata Kepala Disbun Provinsi Riau Zulfadli di Pekanbaru, Kamis, 8 September 2022.
Zulfadli mengatakan Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau mencatat ada 396 perusahaan sawit di Riau, akan tetapi dari jumlah tersebut hanya 121 perusahaan atau 30 persen yang telah bersertifikasi ISPO.
Sedangkan KUD yang telah melaksanakan replanting sebanyak 110 KUD dan semuanya berpotensi untuk mengurus sertifikasi ISPO agar produk mereka memenuhi ketentuan ramah lingkungan, layak ekonomi dan layak sosial.
"Beberapa upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi Riau, di antaranya surat Gubernur Riau kepada kepala daerah di Riau tentang pemenuhan kewajiban memperoleh sertifikasi ISPO bagi perusahaan juga bagi pekebun," katanya.
Di samping itu Provinsi Riau juga telah memiliki Rencana Aksi Daerah Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) yang telah diterbitkan dengan Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun 2022. Di mana dalam komponen Kelima adalah tentang percepatan pelaksanaan sertifikasi ISPO dan peningkatan akses pasar produk sawit.
Baca juga: Harga Sawit Riau Turun 1,11% |
Diharapkan, program dan kegiatan yang disusun dalam RAD-KSB Provinsi Riau tahun 2022-2024 dapat mempercepat sertifikasi ISPO. Disbun Riau, mempunyai tanggung jawab moral untuk mempercepat sebanyak 70 persen dari perusahaan di Riau untuk dapat memperoleh sertifikasi ISPO.
"Sangat diharapkan dukungan dan partisipasi semua pihak termasuk swasta dan Lembaga Sertifikasi ISPO untuk mendukung komponen Kelima RAD-KSB. Salah satunya adalah yang telah dilakukan PT TSI Sertifikasi Internasional," ujarnya.
Ia menyebutkan, produksi CPO Riau pada 2019 menurut Badan Pusat Statistik (2020) adalah sebanyak 7,73 juta ton dari 47,18 juta ton nasional. Sehingga sumbangan sawit Riau untuk nasional adalah sebesar 21,65 persen.
"Karenanya pekebun dan pelaku usaha perkebunan sawit Riau harus optimal mengurus ISPO untuk mewujudkan Riau yang makmur dan sejahtera," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News