Terkait hal tersebut, ada beberapa skenario pengendalian emisi transportasi yang bisa dijalankan. Seperti penerapan EURO 4 untuk kendaraan penumpang, bus, dan truk yang dimulai pada Oktober 2018 (untuk kendaraan berbahan bakar bensin) dan akan diterapkan pada April 2021 (untuk kendaraan berbahan bakar solar).
"Namun untuk penerapan EURO 4 sepertinya masih belum maksimal. Hal ini juga terkait dengan teknologi bahan bakar. Bukan hanya mesinnya saja yang EURO 4," kata Seny dalam keterangan tertulis, Selasa, 29 Agustus 2023.
Skenario pengendalian selanjutnya, papar Seny, penggunaan bahan bakar gas alam terkompresi (CNG) di semua kendaraan bus dan truk baru, yang dimulai pada 2020. Skenario ini merupakan tambahan dari penerapan EURO 4.
Berikutnya, skenario pengendalian dengan cara menguatkan penetrasi pemakaian kendaraan listrik (EV) untuk menggantikan kendaraan konvensional. Kebijakan ini ditargetkan dapat diterapkan pada 2025. "Skenario ini juga merupakan tambahan dari implementasi EURO 4," urai dia.
Baca juga: Polusi Disebut Faktor Risiko Kematian Kelima Tertinggi |
Sistem jalan berbayar elektronik
Hal lain, skenario pengendalian selanjutnya adalah penerapan sistem Electronic Road Pricing (ERP) atau pungutan terhadap pengguna jalan di tempat tertentu dengan cara membayar secara elektronik untuk mengurangi jumlah kilometer perjalanan.
"Kebijakan ini ditargetkan bisa diterapkan pada 2020 (tertunda), untuk mendorong pengguna kendaraan pribadi beralih menggunakan kendaraan umum," papar Seny.
Adapun yang terakhir adalah skenario pengendalian terkait dengan penerapan sistem scrapping atau pemusnahan kendaraan dengan masa manfaat 20 tahun atau lebih. "Kebijakan scrapping ini ditargetkan dapat dilaksanakan pada 2025," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News