Koalisi Ekonomi Membumi mulai mendorong inovasi Usaha Lestari sejak dua tahun silam. Program ini mengusahakan berjalannya ekonomi restoratif dengan agroforestri dan pertanian regeneratif secara gotong royong. Target mereka adalah pelaku usaha yang berkecimpung di pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA), seperti petani, pekebun, dan nelayan.
“Kami melihat target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada 2025-2029 nanti bisa diwujudkan melalui ekonomi yang berbasis keanekaragaman hayati. Usaha Lestari akan membantu mewujudkannya,” kata Gita dalam sesi Monolog Greenovator: “Collective Movement Transformation: Driving Indonesia’s Restorative Economy” di acara Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2024 yang diselenggarakan oleh Katadata di Hotel Kempinski, Jakarta, dilansir pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Koalisi Ekonomi Membumi merupakan aliansi 34 organisasi yang berfokus pada aksi iklim. Ekonomi restoratif adalah model ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan dilakukan bersamaan dengan upaya pelestarian lingkungan dan tata sosial masyarakat.
Dia menyampaikan ekonomi restoratif juga berfokus mengembangkan entitas lokal yang dilakukan secara kolektif dan kolaboratif, serta melakukan inovasi secara holistik.
Baca Juga: Berkat Penerimaan Pajak, Cadangan Devisa RI Nambah Banyak Jadi USD145,4 Miliar |
Dia mengatakan KEM juga ikut mendorong kapasitas pelaku usaha seperti nelayan atau petani kopi. Para pelaku usaha yang membutuhkan peningkatan skala bisnis, namun tetap bertanggung jawab dengan dampak lingkungan, akan dibantu melalui pendekatan rantai nilai gotong royong untuk dapat terkoneksi dengan investor, enablers, dan aktor pendukung lainnya.
Gita mengutip Studi CELIOS yang memaparkan Paradigma Baru Ekonomi yang terdiri dari tiga prinsip dasar. Pertama, memulihkan fungsi ekosistem, struktur objek ekologis maupun sosial termasuk hubungan manusia dan alam.
Kedua, memprioritaskan aksi kolektif dengan penekanan pada pengelolaan SDA oleh masyarakat lokal. Ketiga, mendukung pengentasan kemiskinan, mengurangi ketimpangan, dan menciptakan kedamaian dan keamanan.
“Kami menargetkan akan ada 100 bisnis lestari, 100 yurisdiksi kaya hutan dan gambut berkomitmen, serta mengalirkan pendanaan senilai USD 200 juta,” kata Gita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News