Ilustrasi. Foto: MI
Ilustrasi. Foto: MI

Opsi Menu Makan Bergizi Gratis Harus Benar-benar Dikaji

Antara • 13 Agustus 2024 19:02
Jakarta: Pengamat kebijakan publik Bambang Haryo Soekartono meminta opsi menu makan bergizi gratis harus benar-benar dikaji. Makan bergizi gratis adalah salah satu program andalan dari pasangan pemenang pemilihan presiden (pilpres), Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
 
"Jangan sampai program makan bergizi gratis menjadi percuma karena tidak diminati oleh anak-anak sekolah,"kata Bambang melalui keterangan tertulis, Selasa, 13 Agustus 2024. 
 
Pernyataan Bambang mengkritisi usulan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang menyebut beras jagung bisa menjadi opsi menu dalam program makan bergizi gratis. Menurut Bambang, produksi jagung di Indonesia masih kurang untuk kebutuhan nasional.

"Kebutuhan nasional jagung kita sekitar 15,7 juta ton per tahun, sedangkan hasil produksi pertanian jagung kita sebesar 13,79 Juta ton. Berarti, kita harus impor sekitar 1,2 juta ton jagung setiap tahunnya," kata dia.
 
Ditambah, harga jagung di Indonesia termahal di dunia, yakni berkisar Rp5 ribu hingga Rp8 ribu per kilogram. Sementara, rata-rata dunia ada di kisaran Rp4.372 per kilogram.
 
"Pemerintah justru harus memperjuangkan harga pokok pangan yang murah," kata dia. 
 
Bambang meyakini, jika harga jagung bisa diturunkan, maka harga lauk pauk seperti ayam dan telur akan menjadi murah. "Inilah yang harusnya kita dorong agar kita mendapatkan harga lauk pauk yang murah, terutama untuk program makan bergizi gratis," kata dia.
 

Belum familiar

Lebih lanjut, Bambang mengatakan opsi nasi jagung belum familiar bagi anak sekolah. Menurut dia, perlu juga kajian tentang kesulitan memproduksi bahkan memasak beras jagung. 
 
"Memasak beras jagung butuh kesabaran dan waktu yang cukup lama agar mendapatkan hasil tanakan yang sempurna. Dan itu prosesnya jauh lebih lama daripada menanak nasi putih," kata dia.
 
Namun, bila tetap ingin diuji coba, Bambang meminta pemerintah melakukanb diversifikasi pangan dari beras ke jagung. Lalu, tugas pemerintah selanjutnya adalah memproduksi tambahan pertanian Jagung di Indonesia.
 
"Ägar jumlah impor jagung kita tidak menjadi lebih banyak," kata dia.
 
Baca: Tujuan Program Makan Siang Gratis Diharapkan tidak Melenceng

Muhadjir Effendy menyatakan jika nasi jagung merupakan bentuk diversifikasi makanan.
 
"Makan siang nasi jagung menjadi alternatif untuk daerah penghasil jagung. Nasi jagung merupakan bentuk diversifikasi makanan," kata dia dikutip dari Antara.
 
Dia mengemukakan, terkait dengan alternatif tersebut sudah disampaikan kepada presiden terpilih.
 
"Saya sudah sampaikan kepada presiden terpilih, saat saya menjadi Mendikbud sudah ada program gizi anak sekolah yang diterapkan di dua provinsi yakni di NTT dan Papua," kata Muhadjir.
 
Ia mengatakan, makanan alternatif seperti nasi jagung bukan barang baru, karena saat dirinya panen raya jagung di Ponorogo, yang merupakan sentra jagung nasional menyampaikan jika untuk daerah dengan produksi jagung berlimpah bagus.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan