Namun, di balik peluang besar ini, ada satu faktor kunci yang wajib diperhatikan digital trust atau kepercayaan digital.
Digital trust menjadi sorotan utama dalam gelaran Indonesia Digital Bank Summit (IDBS) 2025 yang diinisiasi oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH).
Forum strategis ini menekankan pentingnya keamanan dan kepercayaan dalam layanan keuangan berbasis teknologi, bukan hanya ditopang regulasi dan teknologi, tetapi juga oleh penyedia identitas digital yang sah dan tepercaya.
Identitas digital kunci kepercayaan ekonomi
Perusahaan rintisan Privy, penyedia tanda tangan elektronik (TTE) tersertifikasi, mendapat sorotan besar dalam forum ini. Sebagai Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE), Privy memastikan otentikasi identitas digital dan keaslian dokumen elektronik berjalan aman, sah, dan tepercaya.Baca juga: Era Baru Agen AI Hadirkan Inovasi dalam Ekonomi Digital Indonesia |
“Membangun digital trust bukan hanya soal teknologi, tetapi juga kolaborasi dan kepatuhan. Dengan identitas digital yang sah dan diakui negara, masyarakat maupun industri dapat bertransaksi dengan lebih aman dan percaya diri,” ujar CEO Privy Marshall Pribadi dalam keterangan tertulis, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Marshall yang juga Wakil Ketua Umum I AFTECH menambahkan, sertifikat elektronik yang dikeluarkan Privy memberikan jaminan keamanan sekaligus kenyamanan, terutama bagi industri jasa keuangan yang mengandalkan kepercayaan sebagai fondasi utama.
Keamanan siber di era perbankan digital
Pertumbuhan transaksi digital memang luar biasa. Bank Indonesia mencatat transaksi QRIS mencapai Rp317 triliun hingga kuartal II-2025, naik 121 persen dibanding tahun sebelumnya. Angka ini banyak didorong oleh UMKM yang semakin aktif bertransaksi digital.Namun, di balik laju pesat ini, tantangan serius menanti. Deputi Komisioner Pengawas Bank Swasta OJK, Indarto Budiwitono, menegaskan bahwa perbankan harus waspada terhadap risiko keamanan digital.
“Bank perlu mengembangkan strategi digital yang agile dan terukur, tidak hanya dalam aspek efisiensi saja, namun hal tersebut sebagai jawaban atas ekspektasi nasabah yang semakin kompleks,” ujarnya.
Menurutnya, digitalisasi memang membuat layanan keuangan lebih cepat dan efisien. Tetapi ancaman serangan siber juga semakin meningkat.
Karena itu, dibutuhkan investasi berkelanjutan dalam keamanan siber, analitik data, cloud, dan AI untuk menjaga kepercayaan publik sekaligus keberlanjutan bisnis perbankan.
Sementara itu, Ketua Umum AFTECH, Pandu Sjahrir, menegaskan bahwa IDBS 2025 bukan sekadar forum diskusi, melainkan tempat merumuskan solusi nyata bagi ekosistem digital Indonesia.
“Tahun ini kami fokus pada tiga keluaran utama yakni penguatan ketahanan siber dan pencegahan scam berbasis intelijen bersama, desain produk keuangan yang benar-benar inklusif bagi UMKM dan masyarakat underserved, serta arsitektur kolaborasi yang berkelanjutan,” jelas Pandu.
Dengan fondasi kepercayaan digital yang kuat, sektor keuangan berbasis teknologi diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional lebih cepat, adil, dan berkelanjutan.
Pandu optimistis, hal ini bisa mendukung target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen di masa mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id