Oleh karena itu, menjadikan emas sebagai barang investasi lebih digemari dan banyak dilakukan dibanding terjun ke investasi dalam bentuk saham atau obligasi secara langsung.
Emas memiliki harga yang berubah-ubah secara dinamis, tetapi umumnya akan selalu naik. Pada 2015, emas dihitung seharga Rp490 ribu-Rp530 ribu per gram.
Kini, melansir laman Logam Mulia yang diperbarui 28 Mei 2024, harga emas satu gram sudah mencapai sekitar Rp1,3 juta lho! Maka dari itu, jangan heran atau bingung kalau kamu sering mendengar kata-kata "tahan atau jual" saat membicarakan logam mulia satu ini.
Baca juga: Tips Berinvestasi Saham dan Emas untuk Gen Z |
Tapi, apa sih penyebab perubahan harga pada emas? Yuk, ikuti penjelasannya!
1. Kondisi global yang tidak pasti
Kondisi seperti ekonomi, krisis, resesi, politik, hingga perang atau kerusuhan adalah penyebab dari berubahnya harga emas. Salah satu contohnya adalah ketika kerusuhan yang terjadi pada 1998 masa kekuasaan Soeharto. Biasanya, harga emas akan naik jika terjadi peristiwa-peristiwa seperti itu.
Selain karena situasi tersebut, harga emas yang tinggi juga disebabkan karena peminatnya yang juga banyak. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui bahwa emas menjadi favorit para investor dalam ketidakpastian ekonomi di masa kini.
Dengan itu, terdapat tiga alasan mengapa emas menjadi pilihan terbaik dalam ekonomi yang goyah, yaitu tetap bernilai tinggi meski terjadi inflasi atau deflasi, nilai tidak terpengaruh oleh krisis atau perang, dan peminatnya yang tidak akan berkurang karena ketersediaannya yang terbatas.
2. Penawaran dan permintaan emas
Emas juga memiliki hukum penawaran dan permintaan. Semakin tinggi permintaannya dibanding penawarannya, membuat emas akan naik harga. Sebaliknya, seseorang bisa mendapatkan emas dengan harga yang murah apabila penawaran lebih tinggi dibanding permintaannya.
Selain dari pertambangan, produksi emas juga dihasilkan dari daur ulang emas. Terdapat dua versi hasil hitung dari total emas di dunia, pertama versi Thomson Reuters GFMS yang angka totalnya mencapai 171.300 ton. Kedua, versi James Turk, pendiri Gold Money yang diperkirakan jumlahnya sampai 155.244 ton.
3. Kebijakan moneter
Harga emas sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter di bank sentral Amerika Serikat (Federal System atau The Fed), yaitu menaikkan atau menurunkan suku bunga. Jika The Fed menurunkan suku bunga, harga emas berpotensi untuk meningkat karena dolar tidak lagi menarik sebagai investasi. Hal ini berlaku terhadap sebaliknya, jika suku bunga turun, harga emas pun akan naik.
Baca juga: 10 Negara dengan Cadangan Emas Tertinggi, Indonesia Masuk Nggak Ya? |
4. Inflasi
Inflasi merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan harga barang menjadi naik, termasuk emas. Ini karena nilai pada uang dapat hilang, tidak seperti emas yang cenderung lebih stabil dan aman dalam kondisi inflasi. Karena semakin diminati, harga emas pun juga meningkat.
5. Nilai tukar dolar Amerika Serikat
Harga emas dalam negeri berpatokan dengan harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat ke Rupiah. Maka dari itu, harga emas dalam negeri juga terdampak akibat perubahan nilai dolar Amerika Serikat. Apabila nilai tukar rupiah menurun, maka nilai emas akan semakin tinggi. Namun, jika nilai tukar Rupiah meningkat, harga emas dalam negeri cenderung turun.
Seperti itulah penyebab dari perubahan harga emas. Bagaimana, apakah kamu tertarik untuk berinvestasi emas juga? Kalau iya, pastikan kamu mengetahui lebih dalam tentang informasi investasi emas sebelum melakukannya agar tidak mengalami kerugian, ya! (Keizya Ham)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News