baca juga: Harga TBS Sawit di Kalbar Capai Rp2.512,64/Kg |
Direktur Eksekutif WWF Indonesia Aditya Bayunanda mengatakan, Tiongkok merupakan salah satu pasar terbesar ekspor minyak kelapa sawit Indonesia dengan kontribusi 17,7 persen dari total ekspor CPO (Crude Palm Oil/minyak sawit mentah).
Oleh karena itu WWF mendorong agar ekspor minyak kelapa sawit beserta turunannya dari Indonesia ke Tiongkok harus menggunakan produk minyak kelapa sawit yang mengimplementasikan prinsip berkelanjutan.
"Mengenai perdagangan dan juga minyak kelapa sawit, kita harus mengingat bagaimana kita bisa melindungi lingkungan kita, dan hal ini juga cocok dalam konteks bagaimana minyak kelapa sawit dari Indonesia dapat mematuhi dan juga memastikan kepentingan-kepentingan tersebut," kata Aditya, dikutip dari Antara, Kamis, 8 Desember 2022.
Dia menyebutkan beberapa isu yang dihadapi oleh produksi minyak kelapa sawit Indonesia adalah pembukaan lahan hutan untuk perkebunan, isu pekerja dibayar dengan upah di bawah standar, dan lainnya.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan kebijakan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yaitu sertifikasi bagi pelaku usaha atau petani kelapa sawit yang menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan. Oleh karena itu WWF berharap agar produk kelapa sawit dan turunannya yang diekspor ke Tiongkok bisa mendapatkan sertifikasi ISPO atau RSPO yang biasa digunakan internasional.
Sementara itu, perwakilan dari Kamar Dagang dan Industri China (CFNA) Chen Ying menyebutkan masyarakat di Tiongkok sebenarnya tidak terbiasa dan tidak memahami mengenai produk kelapa sawit berkelanjutan. Produk CPO beserta turunannya yang berkelanjutan baru menjadi perhatian dari industri-industri besar.
Namun Chen Ying menyebutkan gaya hidup masyarakat Tiongkok sudah mulai mengarah kepada gaya hidup hijau atau mengonsumsi produk-produk berkelanjutan. Sehingga, menurut dia, potensi memasarkan produk minyak sawit berkelanjutan masih besar ditambah dengan edukasi kepada masyarakat agar sadar dengan isu lingkungan dan mengkonsumsi produk berkelanjutan.
"Tiongkok mendorong produk-produk berkelanjutan dan konsumsi hijau baru-baru ini. Masyarakat bersedia membayar lebih untuk makanan organik atau gaya hidup hijau. Minyak sawit berkelanjutan punya potensi pasar," katanya.
Aditya mengatakan WWF siap untuk memberikan edukasi dan promosi mengenai produk-produk berkelanjutan, dalam hal ini khususnya minyak kelapa sawit.
"Kami sama-sama siap dalam mempromosikan perdagangan yang berkelanjutan dan juga minyak kelapa sawit yang berkelanjutan dari Indonesia untuk diimpor ke Tiongkok," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News