"Banyak produk UMKM yang baru dijual langsung ada yang meniru, dan yang meniru dari luar negeri. Mereka (pelaku UMKM Tanah Air) bingung mengingat omzetnya belum seberapa, tapi produknya langsung ada yang mencontek, ada yang menduplikasi. Jadi ini ada persoalan dengan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI),” ujarnya, dilansir dari Antara, Kamis, 6 Oktober 2022.
Salah satu produk yang ditiru ialah pelbagai jenis sarung dari Pekalongan, Jawa Tengah. Ketika mengunjungi kota itu, pelaku UMKM setempat mengeluhkan tiruan sarung buatan Pekalongan dari kompetitor asing yang menjual melalui e-commerce cross border.
Karena itu, pemerintah hendak melindungi UMKM Tanah Air agar tidak ada lagi kompetitor yang menduplikasi produk-produk buatan dalam negeri. Tantangan lain yang di sektor UMKM adalah hasil produk di sektor tersebut rata-rata sejenis antara satu sama lain.
Baca: Tumbuhkan Ekonomi Digital, Erick Thohir Beri Ruang Startup |
Untuk mengatasi hambatan tersebut, pihaknya menyiapkan beberapa program guna meningkatkan produk UMKM. "Mulai dari sharing factory, Smesco Labo, hingga kerja sama dengan pelbagai inkubator swasta dan kampus untuk memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM supaya produk-produk mereka berbasis kreativitas, dan inovasi teknologi,” ungkapnya.
Adapun tantangan terakhir UMKM adalah perihal literasi digital. Pemerintah disebut telah menyiapkan solusi untuk mengatasi tantangan tersebut dengan mengembangkan jaringan reseller atau internet marketer yang akan menjembatani antara UMKM produsen dengan platform digital.
“Para UMKM ini kan rata-rata CEO semuanya, Chief Everything Officer, semuanya dikerjain sendiri, tidak punya waktu lagi untuk memproduksi sampai mereka berjualan sendiri. Nah, ini justru para internet marketer yang kita sedang garap bersama-sama,” pungkas Teten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News