Luhut bilang, kebanyakan dari masyarakat khawatir terhadap ketersediaan dan kesiapan infrastuktur kendaraan listrik Stasiun Penukaran Baterai (Swap Station) dan Stasiun Pengisian Listrik (Charging Station).
Namun ia tak menjadikan kekhawatiran itu menjadi suatu kendala. Luhut meyakini dengan kolaborasi yang apik serta inovasi yang baik akan menciptakan solusi.
"Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk terus bekerja sama dan berinovasi dalam menciptakan solusi yang efisien dan efektif,” kata Luhut pada pada peluncuran Battery Asset Management Services dikutip Selasa, 13 Juni 2023.
Baca juga: Pemberian Subsidi & Insentif Pajak Kendaraan Listrik Tidak Efektif? |
Menurutnya, kolaborasi merupakan langkah yang baik untuk percepatan adopsi kendaraan listrik.
"Melalui kerja sama ini, Indonesia dapat melakukan lompatan untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang lebih baik tanpa harus menjalani proses learning curve dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik,” ucapnya.
Dengan terciptanya ekosistem yang baik, lanjut Luhut, akan berdampak pada tumbuhnya investasi supply chain kendaraan listrik.
Adanya volume kendaraan listrik yang feasible, Investor akan melihat investasi di Indonesia menjadi sesuatu yang menjanjikan.
Investasi yang masuk akan mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menjadi katalis penciptaan lapangan kerja dan pemanfaatan bahan baku lokal.
Seperti diketahui, pada kegiatan ini juga ditandatangani dua nota kesepahaman antara Indonesia dan Tiongkok.
Kerja sama saat ini dikhususkan untuk pengembangan ekosistem industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan Joint Study pengembangan sistem penukaran baterai untuk alat berat untuk pertambangan dan pelabuhan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News