Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Hati-hati Berekspresi di Internet! Rekam Jejak Digital Bisa Hancurkan Masa Depan

Husen Miftahudin • 06 Maret 2024 21:33
Parigi Moutong: Mewaspadai rekam jejak digital kini semakin pantang ditawar. Sering dengan dalih kebebasan berekspresi, warganet melakukan tindakan tercela yang merugikan dirinya di kemudian hari.
 
Seorang siswa di Jakarta misalnya, tak mengira batal menerima beasiswa dari universitas ternama di Eropa karena buruknya jejak digitalnya di masa lalu.
 
"Semua aspek sebenarnya memungkinkan anak itu untuk kuliah di Eropa. Namun, ketika pihak universitas mengecek jejak digital si calon penerima beasiswa, ternyata kontennya banyak mengulang aksi menyiksa binatang. Maka, batal lah peluang kuliah di kampus prestisius itu, karena menyiksa binatang merupakan hal tabu di Eropa," kata Wakil Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia Eko Prasetya, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 6 Maret 2024.
 
Eko menyampaikan hal itu saat tampil sebagai narasumber dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Webinar yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah itu mengupas topik 'Bebas Namun Terbatas: Berekspresi di Media Sosial'.
 
Eko melanjutkan, selain menjaga jejak digital dengan konten positif dan berbudaya, yang mesti dihindari di media sosial adalah jangan sampai menjadi korban bullying yang membuat siswa takut dan mengurung diri.
 
"Bullying jamak terjadi, karena tidak membiasakan diri untuk kritis sebelum sharing sesuatu," ungkap Eko.
 
Baca juga: Begini Jurus Aman Bermedsos Biar Gak Jadi Korban Kejahatan Siber
 

Jadikan budaya 'think before sharing' sebagai kebiasaan

 
Dari sudut pandang etika digital, Jawara Internet Sehat Adriyan Dwi Perkasa mengajak siswa untuk menjadikan budaya 'think before sharing' sebagai kebiasaan, agar terhindar dari ancaman bullying.
 
"Kenapa? Di ruang digital, sering kita tidak tahu siapa mereka di dunia nyata. Karena itu, selalu jaga kesopanan dalam mem-posting tulisan atau konten gambar, dan jangan asal posting," saran Adriyan.
 
Sedangkan dari perspektif keamanan digital, praktisi komunikasi Andi Widya Syadzwina mengingatkan, dengan beragamnya identitas warganet membuat tidak ada jaminan kita 100 persen aman saat bergaul dan berekspresi di ruang digital.
 
Terkait itu, ia menyarankan untuk jangan sembarang klik link. Pilih hanya URL yang aman, semisal klik http yang ada 's'-nya, karena 's' itu artinya secured, aman.
 
"Ingat, internet jangan hanya untuk mencari informasi. Tapi buatlah konten dan informasi yang bermanfaat dan positif. Banjiri dan bentengi konten negatif dengan produksi konten positif agar tak bisa berkembang dan mencemari lingkungan digital kita," tegas Andi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan