Ilustrasi media sosial. Foto: Medcom.id
Ilustrasi media sosial. Foto: Medcom.id

Begini Cara Agar Tak Mudah Diserang Phising, Cekidot!

Husen Miftahudin • 18 April 2024 18:05
Bangkalan: Tak semua informasi boleh sembrono dibagikan di media sosial (medsos). Terlebih ketika arus teknologi informasi mutakhir terbukti memantik gaya hidup baru.
 
Salah satunya, apa yang disebut dengan istilah sharenting. Sharenting merupakan tren yang menunjuk pada kebiasaan orang tua membagi informasi tentang anaknya di dunia maya, khususnya media sosial.
 
Sharenting merupakan gabungan dari oversharing dan parenting. Oversharing adalah perilaku mengunggah berbagai aktivitas dalam kehidupan pribadi ke dalam jejaring sosial. Sedangkan parenting merupakan kegiatan mengasuh anak.
 
"Niatnya berbagi info parenting, tapi justru oversharing, sembarangan berbagi info tentang tumbuh kembang anak. Bahkan sampai anak sudah ber-KTP/SIM tetap di-share di media sosial, itu berisiko jadi sasaran penjahat phising," kata Kepala Program Studi Ekonomi Syariah-Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung Mei Santi, dikutip dari siaran pers, Kamis, 18 April 2024.
 
"Jangan oversharing. Bijaklah berpikir, adakah manfaatnya buat orang lain sebelum sharing," sambung Mei saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Bangkalan.
 
Baca juga: Media Sosial Berperan Penting dalam Penyebaran Dakwah dan Ajaran Agama
 

Kontrol penyebaran data pribadi

 
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bangkalan Pingky Hidayati menuturkan, orang tua dan guru mestinya bijak dan cerdas dalam mengontrol penyebaran (sharing) data pribadi, juga menghindari kebiasaan oversharing.
 
"Dunia digital sangat menantang untuk dikemas menjadi ruang yang membantu belajar siswa, juga orang tua, untuk membuat konten-konten positif yang bermanfaat buat siswa dan keluarga," kata Pingky.
 
Lebih jauh, Pingky menambahkan, siswa juga semakin mudah belajar kalau guru dan siswa bisa berkolaborasi membuat konten yang positif dan berbudaya sesuai tuntunan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Sehingga, suasana di kelas online akan membuat siswa makin kecanduan belajar dan tidak membosankan.
 
"Guru yang kreatif akan mudah menciptakan suasana belajar online yang seru. Guru dan siswa mesti terus berlomba membuat konten yang menarik dan bermanfaat bagi proses belajar di kelas,” sambung dia.
 
Sementara, dari perspektif keamanan digital, Mom Influencer Novindah Asochmariyanti menyebut perlunya meningkatkan sinergi trio (siswa, guru, orang tua) ketika memanfaatkan ruang digital.
 
Peningkatan trio sinergis tersebut antara lain dilakukan dengan memverifikasi semua konten yang diterima di ruang digital, khususnya ruang belajar di sekolah.
 
"Trio tersebut mesti bijak saat memilih konten yang akan dipelajari. Jangan sembrono ambil konten hanya karena viral, karena yang viral belum tentu bermanfaat dan bernilai positif," tutup Novindah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan