Gedung Kementerian BUMN. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu.
Gedung Kementerian BUMN. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu.

Duh, BUMN Dinilai Kurang Kreatif Optimalkan Aset Negara

Insi Nantika Jelita • 22 Desember 2022 09:38
Jakarta: Direktur Eksekutif Sinergi BUMN Institute Achmad Yunus menilai Kementerian BUMN tidak optimal dalam memanfaatkan asetnya. Hal ini menanggapi sentilan Presiden Joko Widodo yang menyebut swasta dan BUMN telah menyia-nyiakan aset negara dengan membiarkan banyak lahan yang tidak digarap.
 
Adapun Total aset BUMN secara konsolidasi mencapai hampir Rp9.000 triliun dari sebanyak 92 BUMN di 2021.
 
"Hal ini karena kurangnya kreativitas BUMN untuk melakukan optimalisasi aset negara di luar core business mereka," ujarnya kepada wartawan, dikutip Kamis, 22 Desember 2022.

Yunus berujar alasan banyak lahan negara yang tidak digarap BUMN karena pembiayaan yang besar untuk optimalisasi aset tersebut, sementara sumber daya BUMN dikatakan terbatas.
 
Lalu, ketika biaya optimalisasi itu diusulkan oleh salah satu BUMN, kemungkinan terkendala administrasi karena investasi tersebut tidak sejalan dengan bisnis inti mereka, sehingga ujungnya menjadi terbengkalai.
 
"Misalnya PT Pos Indonesia itu banyak aset lahan strategis, cocok buat hotel. Tapi, kendala dia tidak punya duit untuk kembangkan dan bukan core business mereka di bidang perhotelan. Begitu juga BUMN lain," jelasnya.
 
Baca juga: Presiden Omeli Swasta dan BUMN Gara-gara Banyak Aset Dibiarkan Tidur

 
Pengamat BUMN UI Toto Pranoto menimpalkan, asset utilization ratio (AUR) BUMN atau kemampuan memanfaatkan aset masih terbilang rendah, hanya di kisaran satu sampai dua persen saja.
 
"Artinya apa? banyak aset tapi perputaran relatif rendah. Kenapa ini terjadi, karena pembelian aset yang tidak tepat sasaran," tudingnya.
 
Kemungkinan lain soal rendahnya AUR BUMN karena biaya pengelolaan aset yang luar biasa besar, sehingga membutuhkan capital expenditure (capex) atau belanja modal yang jumbo juga.
 
"Tidak semua BUMN cukup kuat untuk belanja modal skala besar. Kasus pengelolaan aset yang tidak tepat sasaran harus diusut tuntas. Jika terjadi mismanagement patut dituntut ke meja hukum," pungkasnya.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan