Ilsutrasi Bank Syariah Indonesia. Foto: Dokumen MI/Ramdani.
Ilsutrasi Bank Syariah Indonesia. Foto: Dokumen MI/Ramdani.

Rights Issue BSI Dorong Likuiditas Saham

Annisa ayu artanti • 08 September 2022 12:16
Jakarta: Rencana rights issue PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI dinilai mampu meningkatkan likuiditas saham perusahaan. Emiten perbankan dengan kode BRIS ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya enam miliar saham baru.
 
Rencana aksi korporasi tersebut akan terlebih dahulu meminta persetujuan dari rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 23 September 2023. Merujuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB hingga efektifnya pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan. Perseroan berharap rights issue dapat dilaksanakan pada kuartal IV-2022.
 
Baca juga: Catat 34 Perusahaan Bersiap Rights Issue Total Dana Rp33 3 Triliun 
 
Ekonomi dan Praktisi Pasar Modal Lucky Bayu Purnomo mengatakan BRIS memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Dengan kondisi demikian, perusahaan memiliki tantangan karena harganya tidak memiliki sifat volatilitas. 
 
“Untuk itu agar mendorong volatilitas lebih tinggi, rights issue itu menjadi salah satu jalan keluar, karena dengan adanya saham baru, berarti memiliki ruang, menawarkan ruang investor baru untuk memiliki saham, sehingga menambah jumlah saham beredar," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis, 8 September 2022.
 
Penerbitan saham baru oleh BSI diharapkan dapat dilakukan pada tahun ini sehingga bisa menjadi penyumbang bobot transaksi di Bursa Efek Indonesia. Adapun upaya menambah saham beredar sangat diperlukan.
 
Sebagai informasi, saat ini pemegang saham publik di BSI hanya 7,08 persen atau masih di bawah ketentuan. Sebanyak 92,93 persen sisanya dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
 
Saat ini, kapitalisasi pasar BSI adalah Rp62,11 triliun. Sementara itu, harga saham BSI dalam satu tahun terakhir bergerak pada rentang Rp1.205-Rp2.370. 
 
Pada kuartal II-2022 BSI membukukan laba bersih Rp2,13 triliun atau naik 41,31 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Capaian ini disokong oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar Rp191,29 triliun, naik 18,55 persen yoy. 
 
Sementara itu, Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho menambahkan, rights issue diharapkan mampu meningkatkan ekuitas perseroan, sehingga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dapat mencapai di atas 20 persen hingga akhir 2025. Saat ini, CAR BSI berada di kisaran 17 persen. 
 
"Hal tersebut juga sesuai dengan average CAR Top 10 National Bank dan menjaga level of comfort market," ujarnya.
 
Cahyo juga mengatakan suntikan modal ini nantinya akan mendukung ekspansi pertumbuhan BSI, secara organik maupun anorganik. Hingga 2025, BSI memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan dengan compound annual growth rate (CAGR) berada di atas 15 persen. 
 
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan rights issue BRIS bertujuan memenuhi aturan free float atau saham publik dan ekspansi bisnis perseroan. Kartika atau akrab disapa Tiko menyatakan rights issue BRIS akan mencapai Rp5 triliun atau lebih.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan