Layanan Drone Survey merupakan bagian dari Loss Control Service MSIG Indonesia dan diberikan tanpa biaya tambahan bagi pemegang polis asuransi properti korporasi. Layanan ini dirancang untuk membantu perusahaan memperoleh gambaran awal kondisi aset secara lebih aman, presisi, dan efisien.
Melalui teknologi drone, pemantauan area sulit dijangkau seperti atap dan bagian eksterior bangunan dapat dilakukan tanpa harus mengirimkan pekerja ke lokasi berisiko tinggi. Pendekatan ini memungkinkan deteksi dini terhadap potensi masalah sekaligus meningkatkan aspek keselamatan kerja.
Penerapan teknologi ini sejalan dengan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas layanan dan perlindungan konsumen. MSIG Indonesia menilai inovasi berbasis teknologi menjadi elemen penting dalam membangun sistem manajemen risiko yang lebih adaptif.
“Melalui Drone Survey Service, kami membantu nasabah mengantisipasi risiko sejak dini. Survei yang sebelumnya membutuhkan akses ke area berbahaya kini dapat dilakukan dengan lebih aman, dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk perawatan aset maupun perencanaan operasional,” ujar Direktur Marketing MSIG Indonesia Tomosuke Tsuruoka.
Drone yang digunakan mampu mengambil gambar beresolusi tinggi dari berbagai sudut, sehingga memudahkan identifikasi potensi kerusakan seperti korosi, retakan, panel yang terlepas, hingga indikasi kebocoran. Pada kondisi tertentu, kamera termal atau infrared juga dapat digunakan untuk mendeteksi anomali temperatur yang tidak terlihat secara kasat mata.
Hasil visual tersebut membantu perusahaan menentukan prioritas tindak lanjut secara lebih tepat, terutama terkait sistem kelistrikan, panel surya, maupun bagian bangunan lainnya yang berpotensi menimbulkan gangguan operasional.
Meski demikian, MSIG Indonesia menegaskan bahwa layanan ini tidak menggantikan pemeriksaan teknis profesional. Teknologi drone digunakan sebagai alat pendukung penilaian risiko, sementara tindak lanjut teknis tetap menjadi tanggung jawab tim internal perusahaan atau penyedia jasa profesional.
“Dengan mengetahui kondisi aset lebih awal, perusahaan memiliki ruang untuk merespons secara lebih cepat dan menjaga keberlanjutan operasional bisnis jangka panjang,” pungkas Tomosuke Tsuruoka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News