Melalui anak usahanya, Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP) mengembangkan Bahan Baku Obat (BBO) sesuai dengan prioritas kebutuhan nasional. Hal ini sejalan dengan tujuan penurunan impor bahan baku farmasi dalam negeri.
"Melalui inovasinya diharapkan Kimia Farma dapat ikut berperan dalam menurunkan jumlah impor BBO atau Active Pharmaceutical Ingredients (API) di Indonesia, serta dapat terus mengoptimalisasi penggunaan BBO dalam negeri," ungkap Direktur Utama Kimia Farma David Utama, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 17 Februari 2023.
Wujudkan kemandirian bahan baku obat nasional
Sejalan dengan program pemerintah, KFSP yang merupakan anak usaha dari PT Kimia Farma Tbk meraih penghargaan sebagai industri farmasi yang berpartisipasi aktif dalam mewujudkan kemandirian bahan baku obat nasional.Baca juga: Dorong Pertumbuhan Bisnis, Kimia Farma Bisa Diakses di Livin' Mandiri |
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito kepada Direktur Utama KFSP Pamian Siregar. Acara ini sekaligus menjadi peringatan Hari Ulang Tahun ke-22 BPOM bertajuk "Persembahan Simfoni Untukmu Indonesia" pada Rabu, 15 Februari 2023.
Direktur Utama KFSP Pamian Siregar menyampaikan pada 2022 KFSP telah memproduksi 13 item BBO yaitu simvastatin, atorvastatin, rosuvastatin, clopidogrel, entecavir, remdesivir, tenofovir, lamivudine, zidovudine, efavirenz, attapulgite, iodium povidone, dan amlodipine.
"Komitmen Kimia Farma dalam menciptakan produk bahan baku obat dalam negeri sangat tinggi. Hal ini sejalan dengan fasilitas produksi KFSP yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dan sertifikat Halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) sehingga dihasilkan produk berkualitas dan berdaya saing," tambah Pamian.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News